Liputan Khusus Peserta Favorit, Pelatihan Jurnalistik Polnes 2025
SAMARINDA – Penampil For Revenge di hari kedua Samarinda Festival memberikan kesan tersendiri bagi masyarakat Samarinda. Band asal Bandung itu sukses membuat penonton larut lewat lirik-lirik lagu mereka yang penuh pilu.
Sontak saja penampilan mereka menghentak GOR Segiri, Jalan Kusuma Bangsa, Samarinda pada Kamis (1/5/2025) Malam.
Ribuan penonton yang memadati venue 360 derajat pertama kali di Samarinda itu. Mereka bersorak saat pertama intro lagu “Jentaka” mulai dimainkan.
Tak butuh waktu lama, suasanapun berubah menjadi lautan perayaan patah hati. Sebab hampir semua penonton ikut bernyanyi bersama dari awal hingga akhir.
Sang vokalis, Boniex, tampak terbawa suasana dan beberapa kali mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat dari warga Samarinda.
Selan Jentaka, Lagu-lagu andalan mereka seperti “Perayaan Patah Hati”, “Demi Semesta”, hingga “Jakarta Hari Ini” dibawakan dengan aransemen live yang menambah keintiman malam itu. Beberapa penonton bahkan terlihat menangis sambil bernyanyi, bukti bahwa lirik-lirik For Revenge benar-benar relevan dengan kisah hidup anak-anak muda Samarinda.
Boniex tampak larut dalam gelombang emosi yang terpancar dari ribuan suara yang menyatu. Ia beberapa kali terduduk, membiarkan dirinya tenggelam dalam rasa sakit yang seolah kembali hidup lewat bait-bait yang dinyanyikan penonton dengan penuh penghayatan.
Malam itu, GOR Segiri berubah jadi ruang perayaan patah hati. Di bawah langit Samarinda dan temaram lampu panggung, konser For Revenge bukan sekadar pertunjukan musik, tapi seakan pelepas lara.
Di tengah lagu, Boniex mengajak penonton mengangkat kertas berisi curahan patah hati—yang sudah mereka tulis sebelum konser. Ratusan tangan terangkat, masing-masing membawa kisah yang selama ini hanya diam.
Beberapa penonton mengangkat kertas yang berisi tulisan curahan hatinya.
Boniex membacanya satu per satu, suaranya berat tapi tulus.
“Aku sudah merelakanmu, awas kalau kamu tidak bahagia” katanya.
Penonton sontak berteriak ikut terbuai dalam kata-kata puitis.
Setelah bebrapa kali membaca tulisan tulisan yang di bawa oleh penonton, Boniex menunjuk salah satu penonton untuk naik ke atas panggung membacakan tulisan yang ia bawa.
“Kamu, mau bacain sendiri tulisanmu di sini?” tanyanya.
Dengan langkah ragu dan tangan gemetar, penonton itu naik ke atas panggung. Ia membaca pelan tulisan yang ia bawa.
For Revenge juga mengatakan bahwa salah satu pendiri mereka, Abi dulunya adalah orang Samarinda.
“Jadi band ini campuran antara Bandung dan Samarinda,” ucap Boniex sembari tertawa.
Diakhiri dengan penampilan lagi “Serana,” For Revenge tampil hampir 2 jam lebih menjadi obat anak-anak muda Samarinda setelah sempat beberapa kali band bergenre Emo itu gagal datang.
Pewarta : Angrayni Panca Juliyanti
Editor : Dezwan