spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sambut HUT Ke-355 Kota Samarinda Pemkot Luncurkan Motif Batik Baru

SAMARINDA – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-355 Kota Samarinda, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda meluncurkan motif batik khas Kota Tepian.

Atas hal tersebut, Wali Kota Samarinda Andi Harun mendorong pengrajin lokal agar dapat mengembangkan batik khas Samarinda tersebut. Sebab, nantinya batik itu akan dijadikan seragam pegawai instansi di di lingkungan Pemkot maupun swasta.

“Kami baru saja melaunching motif batik khas Samarinda, dengan sedikit perubahan dalam rangkaian HUT Kota ke 355. Kemudian proses produksinya diserahkan kepada pengrajin lokal Samarinda,” ucap Andi Harun saat dikonfirmasi awak media, Senin (16/1/2023).

Kedepannya pihaknya akan segera membuat kebijakan baru bagi seluruh instansi di lingkup Pemkot maupun lembaga vertikal agar dapat menjadikan batik Samarinda sebagai seragam.

Andi Harun menjelaskan, hal itu bukan hanya soal kebijakan untuk mewajibkan penggunaan batik Samarinda. Melainkan, poinnya adalah bagaimana sirkulasi perekonomian masyarakat Samarinda bisa berjalan dengan dijadikannya sebagai pakaian resmi pegawai Pemkot maupun lembaga swasta.

Dalam hal ini, tentunya para pengerajin lokal juga akan bisa merasakan perputaran ekonomi atas pembuatan batik itu.

Baca Juga:   Ketua Harian AMPI Samarinda Jadi Salah Satu Lulusan Terbaik Golkar Institute

“Desain batik Samarinda yang sudah ada itu cuma perbaikan sedikit, memasukkan motif Sungai Mahakam sebagai urat nadi perekonomian masyarakat dari dulu hingga sekarang,” ungkapnya.

Andi Harun menuturkan, terdapat motif lain selain Mahakam, ada juga motif anggrek bulan dan anggrek hitam serta siring yang biasa menjadi atap rumah pagar dan sebagainya. Semua itu menyatu dengan paduan motif Dayak serta motif sarung sebagai motif legenda di Samarinda.

Menurutnya, ada tiga desain yang dipamerkan sebagai variasi batik khas Samarinda yang perlu diangkat sebagai hasil karya lokal yang patut dibanggakan dan diapresiasi dengan menjadikannya sebagai salah satu pakaian harian pegawai.

“Kami sengaja tidak memproduksi di pulau Jawa, untuk memberdayakan pelaku usaha lokal agar bermanfaat secara ekonomi bagi pengrajin,” pungkas Andi Harun. (vic)

BERITA POPULER