spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Rudy Mas’ud Jadi Satu-satunya Calon Kuat, Pengamat Nilai Golkar Seakan Krisis Kader

SAMARINDA – Jelang Musyawarah Daerah (Musda) ke-XI Partai Golkar 20 Juli nanti, satu-satunya nama yang kuat mencalonkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) adalah Rudy Mas’ud. Ya, setelah memiliki karir mulus hingga duduk menjadi orang nomor satu Kaltim, Gubernur Rudy Mas’ud kini berkemungkinan besar melanjutkan kiprahnya sebagai ketua DPD Golkar di periode selanjutnya.

Tak mengagetkan, karena hingga kini tak ada satu nama lain yang mencuat atau bisa menandingi keperkasaan Rudy Mas’ud kali ini. Andi Satya, sebagai Kader Golkar sekaligus Anggota DPRD Kaltim menyatakan bahwa tanpa calon lain justru menunjukkan kekompakan Partai Golkar, kompak satu suara bersama sang Gubernur.

Namun demikian, pandangan lain dari pengamat politik yang menyayangkan jika memang benar Golkar hanya punya satu nama. Saipul Bahtiar, mempertanyakan fenomena “Apa yang sedang sebenarnya terjadi di tubuh Golkar?”. Menurutnya, Golkar justru ke arah kesuraman.

“Golkar jangan cuma dilihat hari ini saja, secara partai ini erat dengan partai kader dan sejarah panjangnya melahirkan banyak kader serta tokoh baik nasional dan Kaltim sendiri, sudah matang dan melewati berbagai era perpolitikan di Indonesia,” katanya dalam wawancara, Minggu (06/07/2025).

Baca Juga:   Polemik Lubang Tambang, Jatam Tantang Pemerintahan Baru Lakukan Aksi Nyata

Sebagaimana yang diketahui pula, sebenarnya pada Pemilihan DPP Golkar skala Nasional, Bahlil Lahadalia-pun terpilih atas aklamasi, Agustus 2024 lalu. Jejak nasional itu kini turut menjalar hingga ke daerah. Bagi Saipul, aklamasi bukanlah cerminan dari demokrasi.

“Kalau konstruksi dan skenarionya hanya menghadirkan calon tunggal dan mengarah pada aklamasi itu tidak demokratis, hanya seperti formalitas saja, tidak ada evaluasi serius,” lanjutnya.

Melanjutkan pandangannya, Saipul menekankan, seharusnya momen Musda ini adalah panggung untuk menunjukkan diri kader-kader terbaik Golkar. Jika kemudian hanya ada calon tunggal, itu artinya mematikan yang lain.

Bicara sepak terjang Rudy Mas’ud, sebelumnya, kala pencalonan Gubernur, ia juga hampir menjadi calon tunggal. Dengan Isran-Hadi kesulitan mendapatkan partai pengusung. Bedanya, kali ini Rudy Mas’ud benar-benar menjadi semacam ikon Golkar itu sendiri. Tak heran, bila di hari pemilihan, hanya ada satu nama, namanya.

“Seakan–akan memupuk dan menyuburkan calon tunggal di internal, suatu kemunduran, tidak punya orang lagi dong, cuman 1 saja yang dianggap terbaik, lalu yang lain kemana,” tegas Saipul.

Baca Juga:   Sumpah Profesi SMKN 17 Kaltim Menuai Kontroversi, Disdikbud Kaltim Angkat Bicara

Ia-pun mendorong agar Partai Golkar melakukan evaluasi. Untuk mempertimbangkan kembali proses demokrasi hingga kaderisasinya ke depan. Mengingat, pertarungan 2029 pastinya bakal lebih sengit dari sekarang.

Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Nicha R 

BERITA POPULER