spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Jejak Kemensos di SRT 24, Gus Ipul Dorong Sinergi Data dan Pendidikan Lewat Sekolah Rakyat

Foto: Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf.
(Hadi Winata/Radar Samarinda)

SAMARINDA — Semangat membangun pendidikan inklusif dan menekan angka kemiskinan kembali ditegaskan Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia. Melalui program Sekolah Rakyat, pemerintah pusat berupaya menghadirkan akses pendidikan yang layak bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di seluruh pelosok negeri.

Komitmen itu mengemuka dalam Dialog Bersama Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, yang turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kaltim atau Sekolah Rakyat 24 (SRT 24), Selasa (7/10/2025).

Dalam arahannya, Pria yang karib disapa Gus Ipul ini menyampaikan bahwa progres Sekolah Rakyat di Indonesia berkembang pesat hanya dalam waktu dua bulan.

“Pada bulan Agustus baru ada 53 titik Sekolah Rakyat. Tapi per September ini sudah bertambah menjadi 165 titik di seluruh Indonesia. Antusiasme pemerintah daerah dan masyarakat luar biasa,” ujarnya.

Di Samarinda sendiri, lanjutnya, terdapat tiga titik Sekolah Rakyat yang kini berjalan, dengan dua sekolah dikelola oleh pemerintah provinsi, satu lainnya milik Pemerintah Kota Samarinda.

Menurut Gus Ipul, program ini menjadi wujud nyata keberpihakan pemerintah terhadap keluarga miskin, agar anak-anak dari kalangan prasejahtera dapat mengenyam pendidikan hingga jenjang SMA.

“Setiap Sekolah Rakyat dirancang menampung hingga seribu siswa, dengan pendekatan pendidikan formal, karakter, dan keterampilan. Kalau setiap kabupaten, kota, dan provinsi punya sekolah rakyat permanen, maka lebih dari 500 ribu keluarga miskin akan punya harapan baru,” jelasnya.

Baca Juga:   Disperindagkop UKM Temukan Air Kemasan Ilegal

Integrasi Data Jadi Kunci Kebijakan Sosial Akurat

Tak hanya soal pendidikan, Gus Ipul juga menekankan pentingnya integrasi data sosial dan ekonomi nasional agar penyaluran program pemerintah lebih tepat sasaran.

Ia menjelaskan, pemerintah kini tengah melaksanakan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025, yang menegaskan penggunaan data tunggal dalam seluruh program bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat.

“Kita harus mulai bekerja dengan data yang sama. Data hari ini belum sepenuhnya akurat karena masih perlu dimutakhirkan. Maka partisipasi daerah, RT, RW, hingga kelurahan sangat penting,” tegasnya.

“Dengan data yang diverifikasi dari bawah hingga BPS, pemerintah bisa lebih tepat menentukan sasaran bantuan, termasuk siapa yang layak masuk program Sekolah Rakyat,” lanjutnya.

Sekolah Berasrama, Semua Kebutuhan Ditanggung Negara

Gus Ipul memastikan, Sekolah Rakyat merupakan program prioritas Presiden, di mana seluruh kebutuhan siswa ditanggung oleh pemerintah. Sekolah ini berasrama, agar siswa dapat belajar dengan fokus dan berada dalam lingkungan pendidikan yang berkualitas.

“Pemerintah akan menyediakan semua kebutuhan siswa. Sekolah Rakyat dibangun lengkap, mulai dari ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, asrama siswa dan guru, hingga fasilitas olahraga,” paparnya.

Baca Juga:   Nabil Husein Tekankan Pentingnya Empat Pilar untuk Perkuat Karakter Bangsa

Untuk tahun 2025, pembangunan 100 titik Sekolah Rakyat permanen telah masuk dalam rencana nasional. Salah satu lokasi prioritasnya berada di Kota Samarinda.

“Kita mulai tahun ini. PU akan membangun sekolah permanen berkapasitas 1.000 siswa untuk tiap jenjang. Jadi bukan total 1.000, tapi 1.000 untuk SD, 1.000 SMP, dan 1.000 SMA,” tambah Gus Ipul.

Ia menerangkan bahwa lokasi kegiatan belajar mengajar di Samarinda merupakan lokasi sementara sembari menunggu pembangunan gedung baru rampung.

“Yang rintisan akan jadi prioritas untuk pembangunan fisik permanen,” ujarnya.

Wagub Seno Aji: Pendidikan Adalah Jalan Keluar dari Kemiskinan

Wakil Gubernur Kaltim H. Seno Aji menyambut baik langkah Kemensos menghadirkan Sekolah Rakyat di Bumi Etam. Ia menyebut program tersebut sebagai ‘terobosan cerdas’ yang memadukan aspek pendidikan dan kesejahteraan sosial.

“Kami di Pemprov Kaltim siap mendukung penuh. Pendidikan adalah kunci agar keluarga miskin bisa keluar dari lingkaran kemiskinan. Ini sejalan dengan visi kami menjadikan Kaltim daerah sejahtera dan berdaya saing,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Seno juga menyampaikan bahwa angka kemiskinan di Kalimantan Timur menunjukkan tren positif, turun dari 5,7 persen menjadi 5,17 persen pada tahun 2025.

Baca Juga:   Jelang Idul Adha 2025, DPTPH Kaltim Siapkan Langkah Antisipasi Stabilitas Pangan

“Penurunan ini adalah hasil kerja bersama antara pemerintah pusat, Pemprov Kaltim, dan kabupaten/kota. Tapi tentu masih banyak PR yang perlu kita kejar, terutama memastikan anak-anak dari keluarga miskin tidak putus sekolah,” tambahnya.

Deteksi Bakat dan Pendampingan Pasca-Lulus

Gus Ipul juga menyinggung upaya inovatif dalam Sekolah Rakyat, yakni pemetaan bakat dan potensi siswa menggunakan teknologi yang dikembangkan oleh tim pendidikan.

“Kami punya sistem untuk mengenali talenta dan kejeniusan siswa sejak dini. Ini jadi kompas bagi guru agar bisa membimbing anak sesuai bakatnya. Setelah lulus, mereka akan kami kawal apakah ingin kuliah, lanjut pendidikan tinggi, atau langsung bekerja,” terang Mensos.

Ia optimistis, pendekatan ini akan mencetak generasi baru yang tidak hanya berpendidikan, tapi juga berdaya guna dan mandiri secara ekonomi.

Acara ditutup dengan penegasan pentingnya sinergi lintas sektor antara pusat dan daerah. Baik Gus Ipul maupun Seno Aji sama-sama menekankan bahwa kolaborasi adalah kunci dalam menuntaskan masalah kemiskinan di Indonesia.

“Mari kita lanjutkan kerja bersama ini, dengan data yang sama, semangat yang sama, dan komitmen yang kuat, kita bisa mewujudkan masyarakat yang mandiri, berkeadilan, dan berbudaya,” tutup Gus Ipul.

Penulis: Hadi Winata
Editor: Andi Desky

BERITA POPULER