SAMARINDA – Respons akan keputusan pemerintah pusat menaikan harga BBM subsidi, kembali muncul. Anggota Komisi I DPRD Samarinda Joni Sinatra Ginting menganggap keputusan itu kurang tepat. Alasannya, harga minyak dunia tengah turun pemerintah pusat malah menaikan harga BBM. Ia mendukung aksi protes yang dilakukan masyarakat akibat naiknya harga BBM.
Diketahui, harga BBM yang naik yakni Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter, solar bersubsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan, harga Pertamax nonsubsidi melonjak dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Joni beranggapan, tak adanya perubahan harga minyak dunia yang signifikan membuat langkah pemerintah pusat menaikkan harga BBM menjadi hal yang aneh.
Dia membandingkan langkah Presiden Jokowi dengan Presiden sebelumnya, yakni Susilo Bambang Yudhoyono. “Pada saat zaman presiden SBY, kenaikkan 500 rupiah saja teriaknya luar biasa. Ini 2 ribu lebih. Kami mengecam pemerintah pusat khususnya presiden, kami sangat menentang kenaikan ini karena tidak tepat waktunya,” ucap Joni saat dikonfirmasi, Kamis (8/9/2022).
Tak hanya itu, Joni juga mengkritik program Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai Rp 600 ribu yang diberikan pemerintah pusat sebagai pengalihan subsidi BBM. Dirinya menilai langkah tersebut tak begitu memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat. “Jadi itu hanya sebatas meredam gejolak masyarakat,” pungkasnya. (mk/rs)