SAMARINDA – Panggo, begitu warga pasar Segiri biasa memanggilnya. Pria berusia 60 tahun ini dikenal sebagai penjaga parkir di lantai atas Pasar Segiri Samarinda. Sehari-hari, ia mengandalkan pendapatan dari pekerjaannya tersebut. Namun, di balik rutinitasnya, Panggo juga dikenal sebagai sosok yang tidur di sekitar area parkir, mencari tempat berteduh di mana pun ia bisa.
Kehidupannya yang sederhana membuatnya akrab dengan jemaah dan pengurus Masjid Al-Hikmah Pasar Segiri. Panggo biasa memanfaatkan toilet masjid untuk membuang hajat dan mandi. Namun, pada Sabtu, 12 Agustus 2023, Fakhruddin, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Hikmah, menyadari bahwa Panggo telah menghilang selama tiga hari.
Ketika ditanyakan kepada jemaah masjid, diketahui bahwa Panggo sedang sakit dan terbaring lemah di area parkir atas. Fakhruddin dan pengurus masjid lainnya segera mendatangi Panggo dan menemukannya dalam kondisi memprihatinkan. “Badannya sangat kurus, dan kotoran menempel di tubuhnya,” ungkap Muhammad Jufri, Sekretaris DKM Al-Hikmah.
Tanpa ragu, pengurus masjid segera membawa Panggo ke IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda menggunakan ambulans milik masjid. Karena Panggo tidak memiliki identitas, salah satu pengurus masjid memberikan KTP-nya sebagai jaminan biaya perawatan dari kas Masjid Al-Hikmah.
Namun, setelah lima hari dirawat, rumah sakit membutuhkan biaya tambahan untuk rontgen. Fakhruddin pun merasa bingung mencari solusi pembiayaan perawatan Panggo. “Ada saran dari rumah sakit untuk menghubungi Dinas Sosial Kota Samarinda, namun kami tidak tahu prosedurnya,” ungkap Fakhruddin.
Kini, nasib Panggo masih tergantung dengan belum jelasnya pembiayaan perawatan di RSUD AWS. (mun/rls)