Foto: Mantan Ketua Tim Transisi Pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, Rusmadi Wongso. (Hadi Winata/Radar Samarinda)
SAMARINDA – Sosialisasi Program GratisPol menuai banyak kritik dari kalangan masyarakat, baik itu berupa inkonsistensi terhadap informasi maupun data terkait kebijakan strategis Pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim),Rudy Mas’ud dan Seno Aj.
Mantan Ketua Tim Transisi Pemerintahan Rudy Mas’ud dan Seno Aji, Rusmadi Wongso menyatakan bahwa perubahan informasi dan pembaharuan data merupakan hal yang lumrah dalam menjalankan program baru sebagai bentuk sinkronisasi data dan kajian terbaru.
“Yang namanya kebijakan baru, dan sistem baru sebagai arah pembangunan pendidikan. Apalagi di tahun pertama pak Rudy-Seno ini tidak mudah. Penyesuaian ini merupakan bentuk evaluasi dan perbaikan agar sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan,” ujar Rusmadi Wongso.
Bahkan, Mantan Wakil Wali Kota Samarinda ini mengingatkan bahwa kebijakan ini merupakan langkah awal dalam membangun sistem pendidikan yang kuat dan berkelanjutan di Kaltim. Menurutnya, arah kebijakan ini patut diapresiasi karena merupakan langkah berani yang diambil oleh Gubernur Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji.
“Tidak banyak kepala daerah yang berani mengambil kebijakan baru untuk memberikan bantuan pendidikan kepada seluruh mahasiswa,” tegasnya.
Rusmadi menambahkan, niat baik pasangan Rudy–Seno dalam memprioritaskan pendidikan merupakan bentuk komitmen terhadap masa depan Kaltim. Dirinya percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan produktif, yang akan membawa provinsi ini menjadi lebih baik di masa depan.
Lebih jauh, ia juga menekankan bahwa program ini memiliki dimensi jangka panjang dalam rangka menyambut ‘Indonesia Emas’ 2045, di mana bangsa Indonesia menargetkan menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita mencapai 33 ribu dolar AS.
“Kita sekarang masih di level 15 ribu dolar per kapita. Kalimantan Timur punya peran penting untuk mewujudkan target itu,” ujarnya.
Terakhir, Rusmadi menyebut bahwa selama ini daerah yang berkembang umumnya bertumpu pada sumber daya alam yang tidak terbarukan. Namun, ia mendorong pemerintah untuk meniru daerah seperti Kediri yang maju melalui industrialisasi, bukan hanya tambang atau migas.
“Kita harus masuk ke industrialisasi kalau mau membangun daerah yang benar-benar mandiri dan berkelanjutan,” tutupnya.
Penulis: Hadi Winata
Editor: Andi Desky