spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Program MBG di Kaltim Terus Diperluas, Tantangan Pasokan Pangan Jadi Perhatian

SAMARINDA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Badan Gizi Nasional (BGN) terus menunjukkan perkembangan signifikan di Kalimantan Timur (Kaltim). Dengan semakin banyaknya Sentra Penyedia Pangan Gratis (SPPG) yang beroperasi, ribuan pelajar kini dapat menikmati makanan bergizi secara gratis.

Dalam upaya memperluas jangkauan penerima manfaat, BGN bersama pemerintah daerah terus mematangkan persiapan program ini. Salah satu fokus utama adalah kesiapan dapur serta rantai pasokan bahan pangan agar program dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan.

Dengan keberlanjutan program ini, diharapkan masyarakat yang membutuhkan tidak lagi mengalami kesulitan dalam mendapatkan makanan bergizi.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah kelaparan, tetapi juga untuk meningkatkan kesehatan pelajar agar mudah menerima ilmu di sekolah melalui pola makan yang lebih sehat dan terjangkau.

Dengan bertambahnya jumlah penerima manfaat, program MBG diharapkan mampu membantu masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan bergizi.

Dalam rapat koordinasi yang digelar di Pendopo Odah Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, beberapa waktu yang lalu, Deputi Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, menyoroti tantangan utama dalam pelaksanaan program ini, yaitu pasokan bahan pangan, terutama sayuran, yang masih bergantung pada kiriman dari Jawa.

Baca Juga:   Wamen ATR/BPN Raja Juli Ajak Mahasiswa Unmul Diskusi Terkait IKN

Ketergantungan ini menyebabkan biaya logistik meningkat dan dapat mempengaruhi keberlanjutan program.

“Satu satuan pelayanan akan membutuhkan sekitar 300 kg sayur per sekali masak untuk 3.000 anak. Jika nanti 450 satuan pelayanan beroperasi penuh, maka kebutuhan sayur bisa mencapai 1.350 ton,” jelas Tigor.

Untuk mengatasi permasalahan ini, BGN dan pemerintah daerah berupaya memperkuat sektor pertanian lokal agar dapat menjadi pemasok utama bahan pangan bagi program MBG. Langkah ini juga diharapkan dapat menekan biaya operasional dan meningkatkan ketahanan pangan daerah.

BGN telah menyusun anggaran dengan standar biaya bahan pangan sebesar Rp10.000 per anak. Sementara itu, total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp15.000 per anak, mencakup biaya operasional seperti gaji karyawan, listrik, air, dan sewa fasilitas dapur.

Namun, harga bahan pangan di Kalimantan yang cenderung lebih tinggi dibandingkan di Jawa menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, pemerintah daerah diminta untuk melakukan evaluasi agar anggaran lebih realistis dan tidak menghambat pelaksanaan program.

BGN berkomitmen untuk terus memperluas cakupan program MBG agar lebih banyak masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Dengan kolaborasi bersama berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan relawan, program ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak wilayah di Kalimantan Timur.

Baca Juga:   Setelah 20 Tahun Kasus PT KPI, Eks Karyawan Kembali Pertanyakan Hak yang Belum Tuntas

Saat ini, satu sekolah di Samarinda Utara telah mulai mengimplementasikan program MBG, dan ditargetkan pada 17 Februari (hari ini), minimal empat satuan pelayanan sudah dapat berjalan.

Ke depan, BGN juga mengajak berbagai pihak untuk ikut serta dalam mendukung program ini, baik melalui donasi, tenaga sukarela, maupun dukungan kebijakan yang memperkuat keberlanjutan program.

Perwakilan SPPG di Samarinda  melaporkan bahwa beberapa SPPG baru telah mulai beroperasi dan menambah jumlah penerima manfaat, di antaranya:

* Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda

  • Mulai Beroperasi: 20 Januari 2025
  • Jumlah Penerima Manfaat: 1.430 orang
  • Jenis Dapur: Dapur Mitra

* Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan

  • Mulai Beroperasi: 17 Februari 2025
  • Jumlah Penerima Manfaat: 3.354 orang
  • Jenis Dapur: Dapur Mitra

* Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara

  • Mulai Beroperasi: 17 Februari 2025
  • Jumlah Penerima Manfaat: 3.310 orang
  • Jenis Dapur: Dapur Mitra

Penulis: Hanafi
Editor: Nicha R

BERITA POPULER