Foto: Aksi demonstrasi oleh PMII Kota Samarinda. (Hadi Winata/Radar Samarinda)
SAMARINDA – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Samarinda menggelar demonstrasi di depan kantor DPRD Kota Samarinda, Selasa (6/8/2025).
Aksi ini menyoroti keberadaan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina yang berlokasi di kawasan padat penduduk dan dinilai membahayakan keselamatan warga.
Dalam orasinya, massa aksi menyampaikan kekhawatiran atas potensi risiko besar yang ditimbulkan oleh keberadaan TBBM, termasuk ancaman kebakaran, ledakan, dan pencemaran lingkungan.
Mereka menilai lokasi TBBM saat ini melanggar prinsip tata ruang dan tidak memenuhi aspek keselamatan publik sebagaimana diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta Permen ESDM Nomor 32 Tahun 2021.
“TBBM adalah objek vital, tapi juga potensi ancaman besar. Harusnya tidak berada di tengah-tengah pemukiman warga,” teriak salah satu orator.
PMII menyoroti pula mandeknya rencana pemindahan TBBM ke kawasan Palaran, yang kabarnya pernah dialokasikan anggaran sekitar Rp1 triliun oleh Pertamina pada 2014–2019, namun tak kunjung direalisasikan. Mereka menilai DPRD Kota Samarinda dan instansi terkait seperti DPMPTSP gagal melakukan pengawasan dan pengendalian yang tegas.
Dalam pernyataan sikapnya, PC PMII Kota Samarinda menyampaikan tiga tuntutan utama:
1. Mendesak Ketua DPRD Kota Samarinda untuk mengevaluasi kinerja Komisi I, II, dan III.
2. Mendesak Komisi I, II, dan III mendorong percepatan pemindahan TBBM PT Pertamina Patra Niaga.
3. Mendesak evaluasi kinerja DPMPTSP Kota Samarinda dalam pengawasan perizinan usaha berisiko tinggi.
DPRD Janji Tindaklanjuti
Menanggapi aksi tersebut, Ketua Komisi I DPRD Kota Samarinda, Samri Shaputra, menyampaikan bahwa DPRD mendukung pemindahan TBBM dan akan segera menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan PMII.
“Keberadaan TBBM saat ini memang tidak sesuai dengan RTRW Kota Samarinda yang baru kita sahkan. Kita akan segera memanggil pihak Pertamina untuk mendengarkan langsung perkembangan rencana pemindahan ke Palaran,” ujar Samri.
Politikus Partai PKS ini juga menyebutkan bahwa informasi awal tentang lokasi baru di Palaran telah diterima DPRD dan pihaknya akan menjadwalkan audiensi serta tinjauan lapangan.
Aksi demonstrasi berjalan tertib dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan. Massa membubarkan diri setelah menyampaikan tuntutan dan menerima komitmen tindak lanjut dari DPRD.