spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pernikahan Anak di Kaltim didominasi Perempuan

SAMARINDA– Menekan angka pernikahan anak, Rumah Bekesah menggelar “Girl Changemakers Academy” (GCA). Tujuan acara ini membentuk siswi di Kalimantan Timur menjadi agen perubahan. GCA dibuka Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim, Noryani Sorayalita, Ketua Pokja 1 TP PKK Kaltim, Norhasanah, serta, Co-Founder Rumah Bekesah, Nurul Fatimah, Sabtu (8/10/2022).

Rangkaian kegiatan yang berlangsung secara daring, setiap Sabtu dari 8 Oktober hingga 5 November 2022, diikuti 22 siswi terpilih dari SMA se-Kaltim. Materi akan fokus pada keterampilan pengembangan diri dengan perspektif gender dan inklusif. Narasumber terdiri dari ahli yang kompeten pada bidangnya yakni, dr Amalia Aswin (Content Creator), Hanna Pertiwi (Pemuda Pelopor Samarinda 2021), Maulidya (Campaign Manager SEJUK), Neira Budiono (Co-Founder Tabu.id) serta Maria Theodora Ping (Co-Founder Rumah Bekesah).

Dalam sambutan, Nooryani Sorayalita, Kepala DKP3A Kaltim, menyambut hangat para peserta Girl Changemakers Academy dan memotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan diri. Ia memberikan apresiasi terhadap gerakan yang bertujuan meningkatkan kepercayaan diri remaja perempuan. Nooryani mengharapkan peran serta lembaga masyarakat seperti program ini, dapat memaksimalkan tumbuh kembang anak sedini mungkin.
“Kalimantan Timur ditunjuk sebagai IKN, sehingga kita harus tanggap dan melakukan upaya preventif atas masalah yang ada. Perkawinan anak memberikan banyak dampak buruk termasuk kekerasan. Sehingga kita sebagai anggota masyarakat perlu memahami tindakan pencegahan, perlindungan, dan pertolongan baik terhadap diri kita, keluarga, maupun masyarakat,” ucap Sorayalita.
Senada dengan Sorayalita, Norhasanah memberikan apresiasi terhadap Rumah Bekesah yang menyelenggarakan GCA. Ia juga sepakat GCA melalui materi dan simulasi dari mentor, dapat menciptakan gerakan anak perempuan untuk menurunkan perkawinan di bawah usia 19 tahun.
“Kasus perkawinan anak di Kaltim terhimpun per 2020 mencapai 1.159 anak, dimana 75% adalah anak perempuan. Diharapkan anak-anak dapat mengikuti kelas hingga selesai dan menerapkan ilmu yang diberikan para mentor untuk menjadi agen perubahan yang dapat memecahkan masalah dalam masyarakat,” harapnya.
Sebagai Co-Founder, Nurul Fatimah menyatakan, komitmen Rumah Bekesah sejak tahun 2018 untuk menciptakan rumah yang aman bagi perempuan, melalui media cerita agar perempuan Kaltim dapat berdaya. Ia berterima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung kegiatan ini dari awal hingga akhir.
Seperti pihak Indosat Kaltim yang sudah menyediakani kuota internet kepada seluruh peserta yang mengikuti program, Wardah Samarinda yang juga memberikan materi tentang public speaking dan merchandise, serta Work.inc dan media partner radio- radio di Samarinda yang turut mempublikasikan Girl Changemakers Academy.(rls/yah)

Baca Juga:   Ketua DPRD Samarinda: Festival Mahakam 2022 Dapat Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

BERITA POPULER