SAMARINDA – Pengurus Besar Federasi Kurash Indonesia (PB Ferkushi) menggelar tiga agenda nasional secara serentak di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Selasa (17/6/2025). Ketiga agenda tersebut meliputi Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Kejuaraan Nasional (Kejurnas), serta Pelatihan Wasit dan Pelatih Kurash. Seluruh kegiatan dipusatkan di Hotel Mercure Samarinda.
Ketua Umum PB Ferkushi, Mayor Jenderal TNI (Purn) Teuku Abdul Hafil Fuddin, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Ia bahkan menyebut Rakernas tahun ini sebagai yang terbaik selama dua periode kepemimpinannya.
“Biasanya Rakernas kami laksanakan di pusat, tapi di Kaltim semua dipersiapkan dengan sangat baik, mulai dari fasilitas hingga dukungan pemerintah. Ini yang terbaik sejauh ini,” ujar Hafil.
Rakernas kali ini membahas evaluasi program kerja tahun sebelumnya serta capaian prestasi nasional dan internasional. Beberapa pencapaian yang disoroti antara lain partisipasi Indonesia dalam babak kualifikasi PON, Asian Games, hingga kejuaraan dunia di India, Kirgizstan, dan Huangzhou, Tiongkok.
Salah satu capaian menonjol datang dari atlet Indonesia, Safira, yang berhasil menempati peringkat tiga dunia. Di ajang SEA Games, tim Kurash Indonesia juga sukses menyabet 10 medali dari total 14 negara peserta.
Meski demikian, Hafil menyoroti masih belum meratanya pembinaan prestasi di berbagai daerah. Ia mencatat bahwa masih ada provinsi yang belum mampu meraih medali, berbeda dengan Kalimantan Timur yang dalam PON terakhir mengantongi satu emas, dua perak, dan satu perunggu.
“Kita ingin semua provinsi punya pembinaan dan atlet yang mampu bersaing. Pembinaan prestasi harus lebih merata ke seluruh daerah,” tegasnya.
Hafil juga menekankan bahwa PB Ferkushi merupakan organisasi yang mandiri dan tidak bergantung pada anggaran pemerintah untuk kegiatan nasional. Sementara untuk keikutsertaan dalam event internasional seperti SEA Games atau Asian Games, pihaknya tetap memerlukan dukungan pemerintah.
Agenda pelatihan wasit dan pelatih yang dimulai sejak 14 Juni ditutup dengan ujian praktik dan dirangkai dengan Kejurnas yang digelar pada 18 Juni. Selain itu, PB Ferkushi kini tengah bersiap menjadi tuan rumah Kejuaraan Asia Tenggara yang dijadwalkan berlangsung di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 28 Agustus hingga 1 September 2025.
“Kurash adalah bela diri tradisional dari Uzbekistan yang berusia lebih dari 3.500 tahun. Baru dikenal di Indonesia sejak 2016, tapi kita sudah meraih medali perunggu saat debut di Asian Games 2018. Ini menunjukkan potensinya besar,” kata Hafil.
Sementara itu, Ketua Ferkushi Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, menyebut agenda nasional ini menjadi momentum penting untuk memperkuat struktur organisasi dan mempercepat pelaksanaan program kerja di daerah.
Menurutnya, Kurash bukan sekadar cabang baru, melainkan olahraga bela diri yang telah resmi dipertandingkan dalam PON, termasuk di Papua dan Aceh.
“Dalam PON terakhir, Kaltim menempati posisi keempat nasional dengan 1 emas, 2 perak, dan 3 perunggu. Ini bukti bahwa Kaltim punya potensi besar yang perlu terus dibina,” ucap Sapto.
Ia menegaskan bahwa pengurus akan segera merumuskan program kerja tahunan, termasuk pelatihan dan penguatan sumber daya pelatih. Salah satu program prioritas yang dirancang adalah mendatangkan pelatih asal Uzbekistan untuk membina langsung atlet-atlet lokal di Kaltim.
“Pelatih akan berada di sini selama dua bulan, dengan target pelibatan 40 hingga 50 atlet lokal. Ini solusi efektif untuk menekan biaya sekaligus meningkatkan kualitas pembinaan,” pungkasnya.
Dengan rangkaian agenda nasional ini, PB Ferkushi berharap Kurash semakin dikenal luas dan mampu mencetak lebih banyak atlet berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
Penulis: Dimas/Eky
Editor: Andi Desky