Foto: Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda, Iswandi (Hadi Winata/Radar Samarinda)
SAMARINDA – Menjelang selesainya proyek revitalisasi Pasar Pagi, kekhawatiran mulai mencuat dari kalangan legislatif. Salah satunya datang dari Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda, Iswandi yang mengingatkan pemerintah kota (Pemkot) soal potensi munculnya makelar lapak yang bisa merugikan pedagang asli.
Lebih lanjut, Iswandi menegaskan bahwa proses pembagian kios di Pasar Pagi harus dilakukan secara adil dan transparan, terutama bagi para pedagang lama yang sempat direlokasi selama pembangunan pasar berlangsung.
“Jangan sampai kios-kios ini nanti justru diisi oleh orang baru yang tidak punya riwayat berjualan di sana, sementara pedagang lama masih harus menyewa tempat lain. Itu tidak adil,” kata Iswandi.
Meski proses fisik revitalisasi berada di bawah pengawasan Komisi III DPRD, Komisi II tetap mengambil peran penting dalam memastikan aspek sosial dan ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan hak para pedagang.
Pembangunan Pasar Pagi semula ditargetkan rampung pada Mei 2025. Namun, proyek ini mengalami kemunduran jadwal akibat adanya penyesuaian pekerjaan melalui adendum. Di tengah perubahan tersebut, Iswandi menilai pentingnya langkah preventif agar proses penempatan kios tidak menimbulkan gejolak.
Disamping itu, Iswandi mengungkapkan bahwa pihaknya telah meminta data resmi pedagang lama dari instansi terkait. Data tersebut akan menjadi dasar dalam verifikasi calon penerima kios agar tidak ada ‘penumpang gelap’ yang menyusup lewat jalur calo.
“Kami ingin sebelum pembagian kios dilakukan, ada pertemuan antara DPRD, dinas terkait, dan para pedagang. Rapat Dengar Pendapat (RDP) ini penting agar semua pihak punya persepsi yang sama dan tidak ada yang merasa dirugikan,” jelasnya.
Politikus dari PDI Perjuangan itu juga mengingatkan pentingnya transparansi dan niat baik dalam penyelesaian persoalan pasar. Menurutnya, pendekatan pencegahan jauh lebih efektif dibanding tindakan reaktif setelah konflik muncul.
“Kalau dari awal sudah terbuka, masalah seperti calo lapak bisa dicegah. Jangan tunggu ribut-ribut dulu baru kita turun tangan,” tutup Iswandi.
Penulis: Hadi Winata
Editor: Andi Desky