SAMARINDA – Menurut data yang dimiliki oleh Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko-PMK), saat ini di Kota Samarinda terdapat kurang lebih 44.524 warga yang masuk dalam kategori miskin. Selain itu, 9.032 orang di dalamnya masuk dalam kategori miskin ekstrim.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Samarinda, Ispihani mengungkapkan sejumlah strategi guna mengantisipasi penambahan angka kemiskinan di Kota Tepian.
Dirinya menyebutkan, pihaknya akan melakukan tiga strategi menekan angka kemiskinan. Yakni, pertama dengan melakukan pengurangan beban kepada masyarakat miskin melalui program bantuan sosial (bansos).
“Sebenarnya pemberian bansos itu tidak terlalu besar efeknya. Makanya kita coba untuk meningkatkan keterampilan mereka,” ucap Ispihani, Kamis (12/1/2023).
Kedua, meningkatkan keterampilan, dan ketiga yaitu program bedah rumah yang juga meliputi peningkatan kualitas sanitasi dan air bersih.
“Peningkatan keterampilan itu ada pelatihan barista, tata kecantikan, dan tata boga,” ungkapnya.
Sementara untuk pemberian bansos, Ispihani mengungkapkan akan ada program Bantuan Tak Terduga (BTT) pada tahun 2023 ini.
Meski begitu, Ispihani mengatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan berapa jumlah besaran bantuan yang akan diberikan.
Ia juga mengungkapkan, bahwa nantinya akan ada empat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat dalam penyaluran BTT. Yakni Dinsos, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perdagangan (Disdag), dan Dinas KUMK.
“Namun itu baru sebatas SK dari Pak Wali, terkait OPD yang akan menangani endemi Covid-19 dan inflasi,” pungkasnya. (vic)