spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Generasi Muda Harus Lebih Cerdas, Pentingnya Literasi Politik di Era Digital

SAMARINDA – Akademisi dari Universitas 17 Agustus Samarinda (UNTAG), Wesley Liano Hutasoit, menekankan pentingnya literasi politik bagi masyarakat, khususnya di Kalimantan Timur.

Menurut Wesley, kemampuan literasi politik tidak hanya bermanfaat bagi generasi muda seperti Gen Z dan generasi milenial, tetapi juga penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi dalam dinamika politik daerah.

Dalam keterangannya, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNTAG Samarinda ini menjelaskan perbedaan karakteristik antara generasi milenial dan Gen Z dalam mengakses informasi.

Generasi milenial cenderung mengandalkan buku fisik dan berita cetak untuk mencari informasi.

Sementara itu, Gen Z lebih terbiasa dengan media audio-visual dan menyerap informasi dari platform seperti video dan podcast.

“Generasi milenial terbiasa mencari bukti melalui buku dan berita cetak, sementara Gen Z lebih suka menonton dan mendengarkan berita,” ujar Wesley saat di wawancara usai menjadi pembicara dalam acara Ngopi (Ngobrol Pilkada) di Teras Samarinda Jumat (8/11/2024).

Wesley juga menyoroti pentingnya literasi politik yang netral dan tidak berpihak. Menurutnya, literasi harus berperan sebagai media pengetahuan yang bersifat netral, tanpa menjatuhkan atau merugikan salah satu pihak.

Baca Juga:   Bendera Raksasa Berkibar Jembatan Kartanegara

Hal ini diperlukan untuk mendukung keterbukaan masyarakat terhadap informasi politik yang objektif dan seimbang.

merujuk pada data Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan rendahnya skor literasi membaca Indonesia, yakni peringkat 70 dari 80 negara.

Indonesia tertinggal dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Kondisi ini, menurut Wesley, menunjukkan urgensi untuk meningkatkan literasi masyarakat demi menciptakan pemilih yang sadar dan kritis.

Menurutnya, kondisi ini harus menjadi perhatian khusus, terutama menjelang Pilkada.

“Kondisi literasi politik masyarakat harus diperbaiki, khususnya bagi mereka yang tinggal di luar perkotaan. Kesulitan akses internet di pedesaan menjadi hambatan bagi masyarakat di sana untuk mendapatkan informasi yang seimbang seperti mereka yang tinggal di perkotaan,” tuturnya.

Ia berharap bahwa masyarakat, termasuk generasi muda, dapat lebih kritis dan cermat dalam menilai perkembangan politik di wilayahnya masing-masing.

“Buta politik harus dijauhkan, terutama bagi Gen Z. Literasi yang baik akan membantu masyarakat memahami perubahan di daerahnya, menilai kinerja pejabat, dan mencermati perkembangan di lingkungannya,” imbuhnya.

Baca Juga:   188 Anggota PWI Kaltim Akan Pilih Dua Calon Ketua PWI Kaltim

Sebagai pesan akhir, Wesley menyampaikan harapannya agar Gen Z memiliki kemampuan untuk membedakan antara berita yang benar dan yang salah, serta memahami pentingnya literasi dalam memperkuat partisipasi politik.

Kolom komentar di media sosial, menurut Wesley, sering kali mencerminkan pandangan politik masyarakat.

Dengan dorongan literasi politik yang lebih kuat, Wesley berharap masyarakat di Kalimantan Timur, khususnya generasi muda, dapat menjadi generasi yang cerdas, kritis, dan peduli terhadap perkembangan daerahnya.

“Kolom komentar bisa menjadi cerminan pandangan masyarakat. Partisipasi politik bisa kita lihat dari bagaimana mereka menilai politik di kotanya melalui media sosial,” tutupnya.

Penulis: Hanafi
Editor : Nicha R

BERITA POPULER