SAMARINDA – Sebanyak 245 petugas pemilu di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Samarinda mengalami masalah kesehatan karena kelelahan. Mereka mendapat perawatan dari tenaga medis di berbagai rumah sakit dan puskesmas. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Jaya Mualimin.
“Mayoritas keluhan mencakup kecapean, beberapa di antaranya dirawat, baik di Unit Gawat Darurat (UGD) maupun rawat jalan,” kata Jaya saat diwawancara di Hotel Mercure Samarinda, Selasa (20/2/2024).
Menurutnya, kelelahan petugas pemilu disebabkan oleh proses perhitungan suara yang berlangsung hingga larut malam, bahkan sampai pagi hari. Selain itu, ada juga tekanan dari pengawas partai dan masyarakat yang ingin mengetahui hasil pemilu secepatnya.
“Bekerja tanpa henti selama 1×24 jam menjadi konsekuensi walaupun tidak manusiawi. Namun, kondisi ini juga disebabkan oleh desakan masyarakat yang menunggu hasil perhitungan di TPS dengan harap-harap cemas,” ujarnya.
Jaya mengatakan bahwa dari 10.245 petugas pemilu yang disiagakan di Samarinda, sebagian besar adalah perempuan, yaitu 150 orang. Sisanya adalah laki-laki, yaitu 95 orang. Ia juga mengapresiasi kinerja petugas pemilu yang telah menjalankan tugasnya dengan baik.
“Alhamdulillah, tidak ada yang meninggal di kalangan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS). Hanya ada satu anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (linmas) yang berusia 50-an asal Kabupaten Berau yang meninggal saat pemilu kemarin,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terkait kondisi kesehatan petugas pemilu, terutama kelompok KPPS, PTPS, dan Panwaslu Kelurahan/Desa (PKD), yang bekerja di TPS. Ia berharap agar di pemilu mendatang, petugas pemilu dapat lebih diperhatikan kesejahteraannya.
“Diketahui hingga saat ini sudah 57 orang petugas di TPS yang meninggal dunia terbanyak dari kalangan KPPS. Alhamdulillah untuk proses tahun ini lebih baik dari tahun 2019 lalu,” tutupnya.
Pewarta : Hanafi
Editor : Andi Desky