SAMARINDA – Menurut data Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko-PMK), terdapat 9.032 masyarakat di Kota Samarinda yang masuk dalam kategori miskin ekstrim.
Hal itu juga turut dibenarkan oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Samarinda, Ispihani saat dikonfirmasi awak media. Ispihani menjelaskan bahwa dari data yang didapatkan pihaknya dari Menko-PMK terdapat 44.524 warga kategori miskin di Samarinda. Sementara untuk warga kategori miskin ekstrim ada di angka 9 ribu orang.
“Itu data kami dari Menko-PMK (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia). Kami ambil dari sana. Jadi dari 44.524 warga miskin di Samarinda, ekstrimnya ada 9.032,” ucap Ispihani saat dikonfirmasi, Kamis (12/1/2023).
Ispihani juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan hearing dengan Komisi IV DPRD Kota Samarinda guna membahas terkait hal tersebut.
Ispihani menyebutkan bahwa, kantong kemiskinan terbanyak berada di Kecamatan Samarinda Utara. “Kantong kemiskinan adanya di Samarinda Utara. Tapi miskin ekstrem saya belum lihat datanya. Karena itu masuk beberapa klaster. Apakah dia nelayan, petani atau pengangguran,” sebutnya.
Ia juga mengaku data tersebut telah dikolaborasikan dengan Kementerian Sosial dan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).
“Harapan kami data itu tidak benar. Tapi itu data yang kami terima dari bapak Muhadjir Effendy (Menko-PMK). Data itu juga sudah dikolaborasi teman-teman di pusat dengan Menteri Sosial dan Capil,” ungkapnya.
“Belum padu padan, karena ada 265 orang yang datanya belum padu padan. Kelemahannya sekarang Capil servernya ada di pusat,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, Ispihani mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan verifikasi dan validasi data lebih lanjut di lapangan terkait dengan masyarakat miskin ekstrem di Samarinda. “Kita sedang lakukan. Insyaallah kita selesaikan di tahun 2024,” pungkasnya. (vic)