spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tugu Pesut Mahakam : Antara Seni, Kritik, dan Komitmen Kota

SAMARINDA – Tugu Pesut Mahakam, ikon baru Kota Samarinda yang baru saja diresmikan, menjadi sorotan publik. Desainnya yang abstrak, meski dimaksudkan untuk merepresentasikan mamalia khas Sungai Mahakam, memicu beragam reaksi, terutama kritik.

Dibangun dengan biaya Rp1,1 miliar, tugu ini diharapkan menjadi simbol pelestarian lingkungan dan identitas kota. Namun, bentuknya yang unik memunculkan pertanyaan dan perdebatan di kalangan masyarakat.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menanggapi hal ini dengan menyatakan bahwa seni bersifat interpretatif.

“Desain tugu adalah sebuah interpretasi artistik dari bentuk pesut. Setiap orang berhak memiliki pandangan yang berbeda,” ujar Andi Harun.

Ia juga menegaskan proyek ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mempercantik kota dan memperkuat identitas Samarinda.

“Kami terbuka terhadap segala bentuk kritik dan masukan. Ini adalah bagian dari proses demokrasi,” imbuhnya.

Selain Tugu Pesut Mahakam, Andi Harun juga menyoroti sejumlah proyek pemerintah lainnya yang telah dan sedang berjalan, seperti revitalisasi Pasar Pagi, perbaikan trotoar, dan pembangunan Teras Samarinda.

Semua ini, menurutnya, merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun kota yang lebih baik.

Baca Juga:   Truk Lindas Pengendara Motor di Bukit Pinang, Satu Orang Tewas

“Terkait pemilihan lokasi tugu di Simpang Empat Mall Lembuswana, Andi Harun menjelaskan bahwa lokasi tersebut telah dipilih secara cermat dengan mempertimbangkan aspek strategis dan tata kota,” tutupnya.

Penulis: Dimas
Editor: Nicha R

BERITA POPULER