spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tugu di Simpang Lembuswana Dikritik Warganet, Tidak Mirip Pesut Mahakam

SAMARINDA – Sebuah landmark baru berwarna merah muda yang dibangun di Simpang Lembuswana, Samarinda, menuai kritik dari warganet. Landmark yang digadang-gadang menjadi ikon baru kota tersebut dianggap tidak menyerupai Pesut Mahakam, hewan khas yang menjadi simbol Samarinda.

Landmark tersebut dibangun oleh Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dengan anggaran sebesar Rp 1,1 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Namun, bentuknya yang dinilai tidak menyerupai Pesut Mahakam menimbulkan kekecewaan di kalangan warga.

“Pas lagi lampu merah, merhatikan ini, bingung. Katanya bentuknya pesut Mahakam tapi nggak tahu pesutnya di bagian mana,” tulis akun babyyyxxx di Instagram.

Bahkan beberapa warganet lain, mencocokkan tugu pesut itu dengan logo lain. “Malah seperti logo aplikasi Opera,” tulis akun ravixxx.

Dengan dana yang dihabiskan, warganet justru berharap dananya bisa dialihkan kepada infrastruktur lain, seperti perbaikan jalan ataupun penerangan jalan.

Di kesempatan lain, M. Darlis Pattalongi, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur yang terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Samarinda enggan berkomentar soal kritik masyarakat.

Baca Juga:   Revisi Perda Penjualan Miras Rampung 2023

Di balik itu, ia justru memberikan keterangan bahwa masyarakat tidak bisa melihat dana yang dihabiskan hanya dari kasat mata saja.

“Secara umum begini, memang tidak semua secara kasat mata bisa kita perbandingkan. Ada nilai-nilai tertentu di mana tidak terlihat,” jelasnya pada Kamis (2/1/2025).

Darlis menekankan perlu pengkajian anggaran yang dilakukan soal dana yang dihabiskan. Sebab dalam posisi tertentu pembangunan bisa menelan banyak biasa untuk sesuatu yang tidak bisa diterawang secara kasat mata.

“Untuk komentar lebih jauh, itu tanggung jawab dari DPRD Kota Samarinda. Karena perencanaan dan lain-lain pembahasannya ada di sana,” kata Darlis.

Pewarta : K. Irul Umam
Editor : Nicha R

BERITA POPULER