SAMARINDA— Sejak 4 Desember 2023 lalu, hingga kini proyek Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan nama Teras Samarinda tidak juga rampung. Target penyelesaian setelah Lebaran justru kini semakin molor. Terbaru Teras Samarinda ditargetkan selesai pada bulan depan tepatnya Juni mendatang. Setelah 4 kali penargetan dan semua berakhir molor, masyarakat geram dengan pengerjaan tersebut.
“Rp 36 miliar hasilnya kayak gitu, enggak sesuai ekspektasi dengan desainnya. Kira-kira pemkot berani tidak membuka terang-terangan soal anggaran? Masa 36 M hasilnya di luar ekspektasi,” tulis akun @wardana_latif di kolom instagram perihal molornya Teras Samarinda.
Dilansir dari situs resmi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), kaltim.bpk.go.id, proyek senilai 36,9 Miliar itu terkendala oleh material. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda, Desy Damayanti, mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan perpanjangan waktu pengerjaan proyek tersebut.
“Rp 36 miliar proyek sedikit aja malah telat lagi, gimana nasib pasar pagi, bisa-bisa 3 tahun baru selesai,” tulis akun @tekintal dengan bahasa banjar.
Sudah 6 bulan berlalu dari proses pengerjaan, kendala-kendala material dan pengerjaan dirasa terlalu lamban dan tidak sesuai. Target-target yang dicantumkan dianggap hanya untuk meredam keresahan publik.
“Seharusnya didenda dua pihak yang memberikan pekerjaan (DPUPR) dan yang mengerjakan (Kontraktor),” tulis akun @ianmarwan64.
Para warganet Samarinda mengharapkan adanya tranparansi serta pemberian pinalti terhadap kontraktor. Lebih tegas lagi, warganet juga berharap adanya tindakan tegas Pemerintah Kota terhadap molornya Teras Samarinda tersebut. Sebab 36,9 Miliar bukanlah angka yang kecil untuk mengerjakan proyek yang selalu molor.
“36 M tidak rampung-rampung, baiknya buat kerjain jalan dan penerangan. Padahal dulu bagus aja tepian itu, kenapa malah direnovasi segala,” tulis akun @sinsintasaa.
Pewarta: Khoirul Umam
Editor : Nicha R