spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Taruh Perhatian Lebih, Dinsos Kaltim Bakal Tingkatkan Pelayanan Lansia Terlantar

SAMARINDA – Lansia yang tidak memiliki bekal hidup, pekerjaan, penghasilan, bahkan sanak saudara merupakan tugas dan kewajiban bagi pemerintah dalam memberikan wadah untuk beristirahat di masa tua para lansia terlantar ini. Pemenuhan akan hal ekonomi, kesehatan dan sosial adalah tugas yang semestinya selalu ditingkatkan pelayanannya.

Peningkatan layanan kebutuhan dasar, terutama dalam aspek sosial penting untuk dapat dilakukan agar para lansia merasakan adanya dukungan dan perhatian yang membuat mereka dapat bersosialisasi dengan sepatutnya.

Menghadapi polemik moral lansia terlantar, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menaruh perhatian lebih terhadap pelayanan lansia terlantar dengan meningkatkan layanan yang prima di tempat penampungan.

Selama belum ada keluarga yang menampung, sudah semestinya tugas mengayomi lansia terlantar menjadi tugas pemerintah. Untuk itu, melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kaltim berupaya untuk meningkatkan pelayanan lansia dan jangkauan tugas serta kewajiban pemerintah dalam merehabilitasi mereka.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinsos Kaltim, Andi Muhammad Ishak mengatakan bahwa, pihaknya memiliki tugas rehabilitasi sosial terhadap disabilitas terlantar, lansia terlantar, anak terlantar, dan tuna sosial terlantar.

Baca Juga:   Pengamat Ekonomi Nilai Kenaikan NTP Belum Berdampak Positif bagi Petani di Kaltim

“Kami pemerintah dalam hal ini Dinsos Kaltim melakukan kegiatan sosial, kewajiban kami yakni melakukan pemeliharaan dan rehabilitasi lanjut usia (lansia) yang terlantar, khususnya itu,” ujarnya.

Program-program rehabilitasi oleh pemerintah dilakukan di Panti Sosial bernama Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri atau dikenal dengan panti lansia (jompo) yang berkapasitas 110 orang di Jalan Remaja Kecamatan Sungai Pinang yang akan menjadi kediaman para lansia terlantar.

Dengan wadah tersebut, Andi mengatakan, bentuk dukungan dari pemerintah dapat mengurangi hal yang sering dialami dan dirasakan oleh para lansia, seperti kesepian, stres, dan depresi akibat kurangnya perhatian dari orang lain.

Dukungan rehabilitasi ini agar lansia terlantar bisa lebih mandiri dalam menjalankan aktifitas kebutuhan sehari-harinya yang bermuara pada terwujudnya lansia produktif dalam manajemen diri sendiri.

“Disitu mereka diajarkan mandiri sampai akhir hayat mereka di panti itu, kalau ada keluarga berkenan mengambil dan merawat kami persilahkan,” jelasnya.

Tidak hanya membekali dengan pemenuhan kebutuhan dasar, Dinsos Kaltim juga membekali lansia dengan keterampilan yang meninkatkan nilai produktif, seperti kerajinan tangan dan berwirausaha agar saat sudah dijemput keluarga, mereka siap berkontribusi dengan bekal yang didapatkan.

Baca Juga:   Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Tekankan Netralitas ASN Jelang Pemilu

“Di panti sosial itu lebih ke mengisi waktu mereka. Jadi kita berikan keterampilan, seperti merajut, membuat keset, merangkai bunga dan lainnya. Dan hasil kerajinan mereka kita pasarkan, kemudian hasilnya untuk mereka lagi,” ujarnya.

Selain itu, Dinsos Kaltim juga aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada para lansia tidak terlantar, masih mampu untuk berwirausaha seperti pelatihan pembuatan makanan dan minuman.

“Kita berikan bantuan bahan dan alatnya agar mereka bisa buka usaha makanan maupun minuman seperti gorengan, artinya usaha yang mudah dan mereka bisa lakukan,” tutupnya.

Baik lansia terlantar maupun tidak, keduanya menjadi fokus perhatian Pemprov Kaltim sebagai wadah dan keluarga yang bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap mereka dengan memenuhi kebutuhan atas rasa nyaman di usia lanjut.

Penulis: Hadi Winata
Editor: Andi Desky

BERITA POPULER