Foto: Rudy Mas’ud–Seno Aji saat menyambangi PWNU Kaltim. (Andi Desky)
SAMARINDA – Kandidat Bakal calon (bacalon) Gubernur dan Wakil Gubernur yakni Rudy Mas’ud dan Seno Aji menyambangi Sekretariat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kaltim, Minggu siang (14/7/2024).
Rudy Mas’ud menerangkan, maksud kunjungan tersebut untuk bersilaturahmi dengan para pengurus NU di Bumi Etam.
Selain itu maksud lain dari pertemuan itu adalah untuk menyerap sejumlah aspirasi untuk kemajuan organisasi keagamaan tertua di Nusantara tersebut.
“Kami ingin silaturahmi dan menyerap aspirasi, salah satunya terkait struktur bangunan disini. Mesti menyesuaikan, karena terbatas, utamanya kegiatan keagamaan,” kata Rudy kepada wartawan usai pertemuan.
Menurut Anggota DPR RI Dapil Kaltim tersebut, gedung sekretariat PWNU Kaltim harus lah reprentatif. Apalagi Ibu Kota Nusantara (IKN) akan berada di Kaltim.
“Kegiatan salah satunya istigosah, lalu parkiran juga belum ada. Struktur bangunan kita bicarakan, kemungkinan menjadi unit bisnis PWNU Kaltim nanti ke depan, merelokasi ke tempat yang representatif, bisa menampung banyak jemaah dan juga warga NU yang ada di Kaltim,” tegasnya.
Kunjungan ke PWNU ini merupakan kali pertama Rudy dan Seno muncul di publik sebagai pasangan bacalon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Namun, Seno Aji yang mendampingi Rudy Mas’ud, menampik bahwa kegiatan tersebut ajang meminta dukungan kepada PWNU Kaltim.
“Belum deklarasi, kita bersama disini silaturahmi. Pilkada semakin dekat dan insyaAllah kita (saya dan Rudy Mas’ud) akan menjadi satu kesatuan,” ujarnya.
“Penting bagi kita, bersilaturahmi dan mengenalkan diri, sehingga nanti tidak sungkan–sungkan lagi saat berhubungan kita ke depan, itu tujuan kita kesini,” lanjutnya.
Sementara Sekretaris PWNU Kaltim, Abu Bakar Madani mengamini hal tersebut. Ia dengan tegas mengatakan bahwa pertemuan tersebut hanyalah silaturahmi semata.
NU sebagai organisasi menurutnya tidak boleh berpolitik praktis, namun tetap mengutamakan politik kebangsaan untuk menyebarkan semangat persatuan.
“NU tidak ikut dalam kompetisi Pilkada, tapi pada prinsipnya NU sebagai organisasi keagamaan, menerapkan politik kebangsaannya,” pungkasnya.
Penulis: Andi Desky