Rembuk Stunting, Dinkes Samarinda Dorong Pendataan Skrining Pertumbuhan Anak

0
5
Foto: Suasana rembuk stunting di Kecamatan Sungai Pinang (Hadi Winata/Radar Samarinda)

SAMARINDA – Penuntasan stunting masih menemui banyak kendala yang berakibat pada terhambatnya pelaksanaan program intervensi kesehatan anak. Kurangnya partisipasi masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki anak dengan potensi stunting, mendorong pihak tenaga kesehatan untuk gencar melakukan pendataan pertumbuhan anak.

Dalam rembuk stunting, Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda mengusulkan, prioritas pemenuhan pendataan anak yang berpotensi stunting, oleh kader posyandu imbas minimnya data cakupan anak tahun 2024.

Menurut Pejabat Fungsional Kesehatan Masyarakat, Dinkes Samarinda, Suprianto, data cakupan pengukuran anak di Samarinda baru mencapai 38 persen di 2024. Artinya, dari 100 anak yang seharusnya terdata, hanya 38 anak yang datanya telah di catat.

“Untuk tahun 2025, kami memprioritaskan pemenuhan data, agar berdasarkan data yang dikumpulkan, kami bisa anggarkan secara tepat sasaran,” ujar Suprianto.

Minimnya data menyebabkan pihaknya mengalami keterbatasan dalam melakukan intervensi kesehatan anak. Pasalnya, alokasi anggaran menjadi terhambat, di lain sisi anak tetap harus diberikan program peningkatan gizi, seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT), taburia, Vitamin, obat cacing, dan program kesehatan lainnya.

Baca Juga:   Teras Tepian Samarinda Tak Kunjung Selesai, Malah Semakin Molor

“Perancangan anggaran jadi terhambat, akibatnya kami tidak dapat mengalokasikan intervensi gizi karena datanya tidak ada. Sedangkan, data sangat diperlukan sebagai dasar pengusulan,” jelasnya.

Sementara itu, penuntasan stunting juga menghadapi tantangan lain dari sektor Sumber Daya Manusia (SDM). Berdasarkan laporan Dinkes Samarinda, hanya sekitar 5% kader yang memenuhi kompetensi pemeriksaan yang ditetapkan.

Padahal, ia menekankan, pentingnya bagi kader untuk memenuhi kompetensi yang ada. Karena, terdapat 25 aspek layanan yang diajarkan, termasuk layanan untuk bayi dan balita, ibu hamil, usia sekolah remaja, dewasa, hingga lansia.

“Sejauh ini, baru sekitar 5% kader yang telah dinyatakan kompeten dalam tingkat strata purwa, madya, dan utama,” tuturnya.

Untuk itu, Dinkes Samarinda akan menggelar pelatihan kader kesehatan secara berkala, untuk memastikan pelayanan pemeriksaan kesehatan, khususnya di posyandu dapat berjalan dengan optimal.

Penulis: Hadi Winata
Editor: Andi Desky

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini