SAMARINDA – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Samarinda menyebabkan sejumlah kawasan terdampak banjir dan longsor, tak terkecuali proyek strategis Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda juga mengalami longsor di bagian depan kanan Terowongan Selili.
Pemkot Samarinda melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mengeluarkan pernyataan bahwa longsor tersebut diakibatkan oleh hujan dengan intensitas tinggi dan talus deposit (material longsoran lampau).
“Hujan yang berlangsung dari pukul 04.00 hingga sore ini jadi salah satu faktor terjadinya longsor, dan adanya talus deposit menyebabkan runtuhnya tanah ke bawah,” ujar Desy Damayanti, Kepala Dinas PUPR Samarinda.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan investigasi terhadap kondisi geologi pada lereng sejak Bulan Februari dan ditemukan pada sekitar area tersebut (diluar ROW) terdapat area talus deposit yang dapat memicu pergerakan lereng.
Dalam kasus ini, PUPR Samarinda bersama Balai Geoteknik, Terowongan, dan Struktur (BGTS) melakukan pengkajian terhadap pergerakan lereng yang terjadi di area sisi kanan portal terowongan.
“Untuk area lain, baik di dalam terowongan ataupun di lereng sisi outlet (Jalan Kakap) tidak terjadi pergerakan apapun, dan kami nyatakan aman,” ungkapnya.
Longsor ini menyebabkan runtuhan tanah disisi kanan terowongan, dengan estimasi volume sebesar 150 meter kubik dan luas runtuhan mencapai 210 meter persegi pada pukul 09.17 WITA.
Untuk menanggulangi hal itu, pihak PUPR akan melakukan tiga rencana penanganan longsor yang terjadi di Terowongan Selili. Pertama, pihaknya akan melakukan SWA dan penutupan area dengan menggunakan terpal sembari menunggu rontokan (debris) lereng stablil.
Setelah pembersihan material debris, kami melakukan pembobokan shotcrete yang menggantung di atas, kemudian dilakukan pembersihan hasil bobokan.
“Sesudah bersih, kami buat safety shotcrete 1 layer (5 cm), yabg kemudian dilanjutkan dengan pemasangan wiremesh dan shotcrete layer ke 2 (±5 cm). Terakhir, kami melakukan pemasangan Rockbolt,” tambah Desy Damayanti.
Terowongan yang menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap ini merupakan proyek strategis, yang diharapkan dapat terselesaikan dengan memenuhi semua standar kelayakan agar keselamatan masyarakat Samarinda dapat terjamin.
Penulis: Hadi Winata
Editor: Andi Desky