SAMARINDA – Program makanan sehat yang digagas pemerintah untuk meningkatkan gizi anak sekolah dinilai membawa dampak positif bagi kesehatan anak, tetapi juga berdampak negatif pada penghasilan para pengelola kantin sekolah.
Salah seorang pengelola kantin di SD Negeri 004 Bengkuring, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan sejak program ini dilaksanakan, pendapatannya mengalami penurunan signifikan.
“Anak-anak itu kan baru dapat uang saku, jadi senangnya masih terasa. Tapi karena ada program makanan sehat ini, uang belanjanya jadi dikurangi oleh orang tua,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah memperhatikan dampak kebijakan ini terhadap pelaku usaha kecil, seperti pengelola kantin sekolah. Menurutnya, program ini sebaiknya mengalokasikan dana langsung kepada kantin sekolah alih-alih menggunakan jasa katering dari luar.
“Kalau dana program diberikan ke katering, kan sayang. Lebih baik diarahkan ke kantin sekolah saja. Ini bisa membantu kesejahteraan masyarakat sekitar, dan makanan sehatnya juga bisa langsung dikelola oleh pihak kantin sekolah,” ujarnya.
Ia juga mengusulkan agar pemerintah memberikan tugas kepada masing-masing kantin sekolah untuk menyediakan makanan sehat bagi kelas tertentu.
Dengan cara ini, makanan sehat dapat disiapkan secara langsung oleh kantin sekolah tanpa harus melibatkan pihak luar.
“Misalnya, kantin A menyediakan makanan sehat untuk kelas 1 dan 2, sedangkan kantin B untuk kelas 3 dan 4. Jadi, lebih efisien dan meminimalkan risiko seperti isu korupsi,” tambahnya.
Ibu kantin tersebut berharap agar pemerintah dapat memperbaiki pengaturan program makanan sehat ini.
“Program ini bagus, tetapi pengaturannya perlu diperbaiki. Dengan begitu, anak-anak bisa makan sehat, kantin tetap berjalan, dan orang tua yang bergantung pada pendapatan dari kantin sekolah juga tidak dirugikan,” ujarnya.
Penulis: Dimas
Editor: Nicha R