Harga Batu Bara Kembali Turun, Terburuk dalam 4 Tahun Terakhir

0
12

SAMARINDA – Harga batu bara kembali mengalami penurunan signifikan sepanjang tahun 2025, menjadikannya sebagai yang terburuk dalam empat tahun terakhir. Faktor utama penurunan harga ini adalah pasokan yang lebih melimpah dibandingkan permintaan, dengan situasi China sebagai negara besar pengguna batu bara turut mempengaruhi kondisi pasar.

Pada Senin (17/02/2025), harga batu bara Newcastle untuk pengiriman Februari turun sebesar USD0,75 menjadi USD102 per ton, sementara harga batu bara Rotterdam untuk pengiriman yang sama turun USD1,95 menjadi USD99,5 per ton.

Seperti yang tercatat pada Rabu (18/02/2025) pukul 18.00 waktu setempat di Tradingview, harga batu bara berada di angka USD104 per ton, mengalami penurunan sekitar USD60 hingga USD57 dibandingkan harga sebelumnya.

China yang merupakan salah satu konsumen utama batu bara, mengumumkan peningkatan produksi batu bara sebesar 1,5 persen menjadi 4,82 miliar ton pada tahun 2025.Lantas China juga berencana memperluas kapasitas penambangan ditengah pembatasan emisi karbon.

Indonesia sendiri mencatatkan angka tertinggi sepanjang masa di mana 836 juta ton berhasil terkumpul pada tahun 2024. Meskipun pula Indonesia tengah mendorong ke energi alternatif.

Baca Juga:   Hadiri Rapat Paripurna HUT Kaltim ke-66, Isran: IKN Kebahagiaan Masyarakat Kaltim

Di tengah itu pula, Mongolia akan meningkatkan produksi dana ekspor batu bara ke China sebesar 20 persen pada tahun 2025. Hal ini membuat pasokan batu bara semakin meningkat namun juga permintaan terbatas.

Posisi harga batu bara ini menjadi yang terburuk sepanjang 2024, setidaknya sejak Mei 2021. Untuk itu penurunan ini juga dapat berdampak kepada pendapatan Kalimantan Timur, sebagai provinsi yang bertumpu pada batu bara.

“Mudah-mudahan tidak terjadi kesana (tren terus menurunnya harga batu bara selama 2025), karena secara transformasi ekonomi kita masih belum siap,” jelas Purwadi, pakar Ekonomi dari Universitas Mulawarman Kalimantan Timur.

Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Nicha R

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini