spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Debat Cagub dan Cawagub Kaltim Bahas Isu Pertanian dan Ketahanan Pangan

 

SAMARINDA – Debat kandidat ketiga calon gubernur dan calon wakil gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) digelar di studio Metro TV pada Jumat malam (22/11). Dalam debat yang berlangsung sekitar 120 menit ini, salah satu topik utama yang dibahas adalah sektor pertanian di Kaltim, khususnya mengenai ketahanan pangan dan kemandirian pangan di provinsi tersebut.

Sesi ini menghadirkan calon wakil gubernur Hadi Mulyadi (nomor urut 1) dan Seno Aji (nomor urut 2). Hadi Mulyadi, yang merupakan mantan politisi PKS, menanggapi tudingan bahwa pemerintahannya di bawah kepemimpinan Gubernur Isran Noor selama periode 2018-2023 kurang mendukung sektor pertanian. Hadi menegaskan bahwa ketahanan pangan selalu menjadi prioritas utama bagi pemerintah provinsi Kaltim, dan membantah anggapan bahwa Gubernur Isran tidak peduli pada pertanian.

“Keliru jika dikatakan bahwa Pak Gubernur tidak peduli dengan pertanian. Beliau masih menjabat sebagai Ketua Umum Perhektani dan pernah menjadi penyuluh pertanian,” ujar Hadi Mulyadi.

Hadi juga menjelaskan, untuk memastikan ketahanan pangan, Pemprov Kaltim menjalin kerja sama dengan provinsi lain, seperti Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, dalam pengadaan beras. “Ketahanan pangan itu bukan hanya soal ketersediaan pangan di Kaltim, tapi juga memastikan seluruh masyarakat Kaltim bisa makan dengan cukup. Kami bekerja sama dengan Sulawesi Selatan dan Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” tambahnya.

Baca Juga:   Reses Afif Rayhan: Drainase, Masalah Dominan Jalan Kebon Agung

Namun, Seno Aji, calon wakil gubernur nomor urut 2, mengkritik pendekatan tersebut. Menurutnya, kebijakan tersebut lebih mengutamakan impor dari provinsi lain ketimbang memberdayakan petani lokal di Kaltim. Ia menilai hal ini bertentangan dengan tujuan kemandirian pangan.

“Kita harus memikirkan nasib petani lokal. Ketersediaan pangan bukan hanya soal impor, tapi bagaimana memberdayakan petani di Kaltim yang jumlahnya mencapai 20 persen dari total penduduk,” ujar Seno Aji, yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPD Partai Gerindra Kaltim.

Seno Aji mengusulkan program *Gratispol* (Gerakan Pembangunan Pertanian Lokal) yang akan memberikan insentif kepada petani, serta meningkatkan anggaran untuk sektor pertanian. “Kami akan meningkatkan anggaran untuk pertanian, memperbaiki infrastruktur irigasi, jalan usaha tani, serta menyediakan pupuk dan bibit unggul. Kami ingin menciptakan petani yang merdeka, makmur, dan mandiri,” tegasnya.

Pernyataan Seno Aji mendapatkan respons positif dari penonton yang hadir di studio Metro TV.

Sektor pertanian memang memainkan peran strategis dalam perekonomian Kaltim, terutama sebagai sumber pendapatan bagi sebagian masyarakat. Berdasarkan data dari Sensus Pertanian 2023 (ST2023), Kaltim memiliki 210.570 unit usaha pertanian, yang terdiri dari 210.030 usaha pertanian perorangan, 337 perusahaan pertanian berbadan hukum, dan 203 usaha pertanian lainnya. Meskipun jumlah usaha pertanian mengalami penurunan sekitar 12,31 persen dibandingkan dengan Sensus Pertanian 2013, sektor ini tetap menjadi tumpuan bagi sebagian besar masyarakat, terutama di Kabupaten Kutai Kartanegara yang menyumbang sekitar 30,16 persen dari total usaha pertanian di Kaltim.

Baca Juga:   Kultur dan Kejenuhan Politik, Jadi Faktor Tingkat Partisipasi Rendah di Samarinda

Laporan Potensi Pertanian Provinsi Kalimantan Timur yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim pada akhir September 2024 menunjukkan adanya potensi besar untuk mengembangkan komoditas unggulan dalam rangka mendukung pertanian berkelanjutan di daerah ini.(Eky)

BERITA POPULER