Foto: Situasi banjir di jalan Suryanata Samarinda pada Senin (12/5/2025). (Hadi Winata/Radar Samarinda)
SAMARINDA – Jika berbicara tentang Kota Samarinda, banjir merupakan hal yang erat hubungannya dengan Kota Tepian. Berdasarkan topografi yang rendah antara permukaan air dan darat, persoalan banjir sudah menjadi pekerjaan rumah mendasar bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Berulangkali kursi kepemimpinan berganti, namun belum kunjung menuntaskan masalah banjir sepenuhnya. Sesuai dengan penamaan kota yakni ‘sama’ dan ‘rendah’ yang berasal dari Bahasa Banjar, ketinggian antara Sungai Mahakam dengan dataran di tepiannya yang sama-sama rendah.
Selang waktu enam jam, hujan yang mengguyur Kota Samarinda Senin (12/5/2025) kemarin, telah meluluhlantakkan akses mobilisasi di beberapa titik. Tak hanya itu, hujan juga mengakibatkan sejumlah bencana alam, seperti pohon tumbang dan tanah longsor yang menimbun sejumlah rumah warga.
Kejadian berulang ini membuat salah seorang warga Jalan P. Suryanata, Heri Cahyanto (45) mempertanyakan kinerja Pemkot Samarinda. Pasalnya, baru kali ini banjir merendam bagian belakang rumahnya.
“Biasanya cuma sampai halaman, tapi sekarang air masuk ke rumah. Kondisinya makin parah,” ujarnya.
Menurutnya, upaya yang dilakukan pihak pemerintah belum membuahkan hasil yang dapat dirasakan masyarakat. Justru genangan air malah semamin meningkat, padahal pemerintah telah gencar melakukan program penanggulangan banjir.
“Kalau untuk di Jalan P. Suryanata, belum ada perkembangan yang signifikan. Justru makin parah,” tegasnya.
Heri beranggapan banjir kali ini disebabkan oleh kondisi wilayah hulu yang belum tertangani dengan baik. Sehingga jika wilayah tersebut masih bermasalah, banjir akan tetap menggenangi wilayah hilir.
Untuk itu, Heri berharap Pemkot Samarinda dapat membenahi dengan tuntas permasalahan banjir, terutama perbaikan di kawasan hulu Kota Samarinda.
“Di daerah rumah saya belum ada perbaikan drainase, Mas. Jadi saya berharap drainase di sini juga segera diperbaiki,” pungkasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda melaporkan beberapa titik kawasan pemukiman padat penduduk yang mengalami genangan diantaranya, Jalan poros Samarinda–Bandara APT Pranoto (simpang Lempake hingga Alaya), Jalan Bitek RT 01 dan RT 07 Kelurahan Sempaja Siring, Jalan Citandui dan Serayu di Tanah Merah, serta Jalan Gunung Kapur, Giri Rejo, Kebun Agung, dan Kartini di kawasan Lempake.
Selain itu, genangan air juga terjadi di Jalan Daman Huri dan Gerilya di Sungai Pinang, serta ruas-ruas vital seperti Jalan Pramuka, Juanda, Kadri Oneng, AW. Syahranie, Lejen Suprapto, Wahid Hasyim I, KS. Tubun, Belimau (sekitar SMAN 9), Mugirejo Dalam, Talangsari Luar, hingga Jalan Sayur di Sempaja Utara.
“Tim kami telah turun ke lokasi terdampak untuk membantu evakuasi warga, mendata kerusakan, dan melakukan asesmen cepat. Kami juga bekerja sama dengan aparat kepolisian dan relawan untuk fokus pada upaya pencarian dan pertolongan di lokasi longsor,” terang Suwarso, Kepala BPBD Kota Samarinda.
Penulis: Hadi Winata
Editor: Andi Desky