SAMARINDA – Situasi banjir di Kecamatan Samarinda Utara, khususnya di Kelurahan Sempaja Timur, semakin mengkhawatirkan. Hingga hari kedua, ketinggian air terus meningkat dari 100 cm menjadi 170 cm. Kenaikan signifikan ini membuat sejumlah wilayah terendam, termasuk dapur umum yang sebelumnya masih aman.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Suwarso, mengungkapkan bahwa dampak banjir meluas hingga ke Kelurahan Gunung Lingai dan Temindung Permai.
“Data sementara yang kami terima, sebanyak 1.225 kepala keluarga (KK) atau sekitar 4.414 jiwa terdampak banjir. Angka ini diperkirakan masih akan bertambah seiring dengan data yang terus kami kumpulkan dari berbagai kelurahan,” ujarnya.
Suwarso menambahkan, titik terparah saat ini berada di daerah Blok Terong 1 – 5 atau dekat rawa-rawa dengan ketinggian air mencapai 170 cm.
“Berdasarkan prakiraan cuaca dan pasang surut air, kenaikan air masih berpotensi terjadi meskipun secara perlahan. Oleh karena itu, kami terus memantau perkembangan situasi di lapangan,” jelasnya.
Menyikapi kondisi tersebut, BPBD Kota Samarinda telah meningkatkan upaya penanggulangan bencana. Penambahan personel dan peralatan dilakukan untuk mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk evakuasi warga.
“Kami juga mendirikan dapur umum di beberapa titik untuk memenuhi kebutuhan pangan warga yang terdampak. Selain itu, kami terus berkoordinasi dengan relawan dan instansi terkait untuk memberikan bantuan yang diperlukan,” katanya.
Suwarso mengimbau kepada seluruh warga yang terdampak banjir agar tetap waspada dan mengikuti arahan petugas.
“Jaga anak-anak, selamatkan barang-barang penting, dan pantau terus lingkungan sekitar. Bagi warga yang memiliki bayi, lansia, atau anggota keluarga yang sakit, segera laporkan ke posko terdekat agar dapat dilakukan evakuasi,” imbaunya.
BPBD telah mengerahkan sebanyak 16 unit perahu untuk melakukan evakuasi warga.
“Hingga saat ini, sudah ada puluhan warga yang berhasil dievakuasi, terutama mereka yang sakit, lansia, dan bayi. Namun, masih banyak warga yang memilih mengungsi ke rumah kerabat,” tutupnya.
Penulis: Dimas
Editor: Agus Susanto