Foto: Kadis PUPR-Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda. (Hadi Winata/Radar Samarinda)
SAMARINDA – Banjir yang kerap melanda Ibukota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini membuat pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim mengalokasikan anggaran sebesar Rp24 miliar untuk mendukung program normalisasi sungai pada tahun 2025.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda yang menyampaikan bahwa penanganan banjir membutuhkan pendekatan menyeluruh mengingat kompleksitas persoalan di Kota Tepian.
“Penanganan banjir tidak bisa selesai secara instan. Butuh kolaborasi berbagai pihak serta strategi jangka panjang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Firnanda mengatakan bahwa program ini dijalankan melalui kerja sama antara Pemprov Kaltim, Pemerintah Kota Samarinda, dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan dari Kementerian Pekerjaan Umum dengan salah satu titik fokus utama adalah normalisasi Sungai Karang Mumus.
“Sudah ada kesepakatan bersama. Pemkot bertugas menangani persoalan sosial, seperti relokasi permukiman di bantaran sungai, sedangkan provinsi melaksanakan pekerjaan fisik normalisasi. Setelah itu, pembangunan turap akan dilakukan oleh BWS,” jelasnya.
Namun, Dirinya juga menyampaikan bahwa kendala masih ditemukan di sejumlah titik, terutama terkait penyelesaian masalah sosial yang menghambat kelanjutan proyek.
Selain luapan sungai, Firnanda menyebut faktor lain seperti sistem drainase yang tidak memadai dan aliran air dari kawasan hulu turut memperparah banjir di kota ini. Ia juga menyoroti pembukaan lahan yang tak terkendali sebagai penyebab tambahan.
Meski tantangan masih ada, ia mencatat adanya kemajuan signifikan dalam pengendalian banjir di Samarinda. Dibandingkan sebelum 2019, durasi genangan kini jauh lebih singkat.
Firnanda mencontohkan kawasan Jalan Juanda yang kini terdampak luapan Sungai Karang Asam Kecil. Menurutnya, jika normalisasi sungai itu berhasil dilakukan dan area sekitarnya dibersihkan, kawasan tersebut berpotensi terbebas dari banjir secara permanen
“Dulu banjir bisa berhari-hari, sekarang hanya beberapa jam saja. Ini menunjukkan ada perbaikan,” pungkasnya.
Penulis: Hadi Winata
Editor: Andi Desky