SAMARINDA – Harga batu bara dunia kembali “membara” dengan menunjukkan tren kenaikan harga. Berdasarkan data Newcastle Coal Futures yang dirilis oleh investing.com, per 1 Juli 2025, harga batu bara tercatat mencapai USD 110 per ton. Sebelumnya, pada akhir Juni, harga sempat menyentuh angka USD 111 per ton, setelah beberapa hari sebelumnya berada di USD 106 per ton.
Kenaikan ini menunjukkan pergerakan positif sebesar 0,10 poin, di tengah ketidakpastian global dan menurunnya permintaan dari dua negara pengimpor utama, China dan India, terhadap batu bara Indonesia akibat kandungan kalori yang kalah kualitas dari batu bara Rusia.
Merujuk dari berbagai sumber, kenaikan ini dipicu oleh berkurangnya pasokan di China. Bagaimanapun China adalah negara yang sangat menentukan dalam kenaikan harga batu bara Indonesia.
Beberapa pabrik di Tiongkok kembali membutuhkan batu bara, sehingga membutuhkan stok batu bara. Geliat inilah yang membawa harga batu bara perlahan-lahan naik.
Mengutip CNBC Indonesia, kenaikan harga batu bara juga turut dipengaruhi oleh kebijakan penghentian sementara aktivitas tambang di China untuk kepentingan pengecekan keselamatan kerja dan kelayakan lingkungan. Regulasi ini diperketat menjelang musim panas, yang dikenal rawan kecelakaan tambang.
Selain itu, peningkatan permintaan dari industri baja di China juga turut menyumbang lonjakan harga meski masih dinilai belum terlalu signifikan.
Meski demikian, masih ada kekhawatiran bahwa kenaikan ini tidak akan bertahan lama, mengingat permintaan terhadap baja juga tidak meningkat secara signifikan.
Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Nicha R