SAMARINDA – Pertambangan batu bara masih menjadi sumber pemasukan utama Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, sektor tambang menyumbang 37,61 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun lalu.
Namun, tambang batu bara juga membawa risiko besar. Sejak 2011 hingga 2024, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim mencatat 53 korban tenggelam di lubang bekas tambang, dan jumlah tersebut diperkirakan masih dapat bertambah.
Alih-alih menyelesaikan persoalan tersebut, Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik, justru mengusulkan pemanfaatan lubang bekas tambang sebagai lahan pertanian dan pariwisata.
“Ini malah menjadi langkah Pj Gubernur mencuci dosanya perusahaan tambang,” tegas Mareta Sari, Dinamisator Jatam Kaltim, saat diwawancarai melalui WhatsApp.
Menurut Mareta, langkah tersebut justru menutupi dampak negatif dari keberadaan lubang tambang. Ia menekankan bahwa lubang bekas tambang perlu ditimbun terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau pariwisata.
“Karena kan pemanfaatan lahan bekas tambang itu ada tahapannya, dan itu sudah ada aturannya. Gunanya adalah untuk mengembalikan fungsi kawasan tersebut,” jelasnya.
Pada perayaan ulang tahun Kalimantan Timur, 9 Januari lalu, Pj Gubernur Kaltim bahkan melibatkan mega bintang Slank untuk menanam padi di lahan bekas tambang sebagai bagian dari inisiatif tersebut.
Namun, Mareta menyoroti kekhawatiran terkait keamanan di kawasan bekas tambang yang seringkali dibiarkan tanpa pengamanan. Ia mengingatkan bahwa pemanfaatan tersebut berpotensi menambah jumlah korban jika tidak dilakukan dengan benar.
“Jika sudah begitu, Pemerintah Provinsi harus bertanggung jawab atas dampak lain dari pemanfaatan tersebut,” tambahnya.
Mareta mendesak pemerintah provinsi untuk melakukan kajian mendalam terhadap keamanan, kadar racun di air dan tanah, serta memastikan lubang tambang ditutup sesuai aturan.
“Jadi ini ada upaya-upaya untuk melepas tangan dari tanggung jawab utama si perusahaan pertambangan dan pemberi izin,” tegas Mareta.
Pada tahun lalu, Jatam Kaltim telah bertemu dengan Akmal Malik untuk membahas pembentukan satgas independen terkait aktivitas tambang. Namun, hingga saat ini, satgas tersebut belum terealisasi.
Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Agus S