spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pelarian Singkat, Pelaku Pembunuhan di Guest House Samarinda Menyerahkan Diri

SAMARINDA – Kurang dari 12 jam setelah pembunuhan sadis di Guest House Jalan Urip Sumohardjo, Senin (28/10)  pagi tadi, pelaku akhirnya menyerahkan diri.

Dalam pengembangan kasus, tim gabungan Jatanras Polda Kaltim, Jatanras Polresta Samarinda, dan Tim Elang Polsek Kota Samarinda berhasil meyakinkan keluarga pelaku untuk membujuknya menyerah.

Langkah negosiasi intens akhirnya membuahkan hasil, aparat mengamankan pelaku tanpa perlawanan.

Menurut Kasubnit Opsnal Reskrim Polsek Kota Samarinda, M Badhrun, pelaku menyerahkan diri sekitar pukul 16.00 Wita di kawasan Kecamatan Samarinda Utara.

Tim gabungan yang telah melakukan pengejaran intensif sejak kejadian langsung bergerak cepat menuju lokasi setelah menerima informasi terkait keberadaan pelaku.

“Pelaku menyerahkan diri tanpa perlawanan. Saat ini, ia telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif,” ujar Badhrun.

Hingga berita ini diturunkan, motif di balik pembunuhan sadis ini masih belum terungkap. Pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman terhadap keterangan pelaku.

Tragedi ini bermula di Guest House di Jalan Urip Sumohardjo, Kelurahan Sidomulyo, Samarinda Ilir. Pagi itu, jeritan minta tolong dari lantai tiga bangunan mengoyak keheningan, membuat penghuni lainnya terbangun dan menemukan Assegaf (33) tergeletak bersimbah darah dengan tubuh penuh luka tusukan.

Baca Juga:   25 Pelaku Curanmor Dibekuk Polresta Samarinda, 20 Unit Motor Berhasil Diamankan

Menurut keterangan Akbar (38), saudara korban yang juga berada di lokasi, kejadian bermula dari pertengkaran antara Assegaf dan istrinya di kamar B303. Kegaduhan yang diawali dari suara bantingan pintu dan teriakan suami-istri itu makin menjadi-jadi hingga menarik perhatian beberapa tamu lain di guest house.

“Awalnya hanya pertengkaran biasa, tapi lama-kelamaan semakin ribut dan terdengar suara benda pecah,” ungkap Akbar di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Situasi semakin mencekam ketika beberapa penghuni lain merasa terganggu dan ikut terlibat dalam perselisihan. Namun, situasi yang awalnya sekadar cekcok berubah menjadi aksi pengeroyokan yang tragis.

“Saya datang terlambat, adik saya sudah terkapar dengan darah menggenang di lantai. Saya berusaha menolong, tapi nyawanya sudah tidak tertolong,” lanjut Akbar yang juga mengalami luka tusukan saat mencoba melindungi saudaranya.

Penulis: Dimas
Editor: Nicha R

BERITA POPULER