SAMARINDA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Barikade Kaltim, Tino Heidel Ampulembang, menilai pelaporan kepada salah satu aktivis muda dan salah satu akun TikTok ke pihak kepolisian merupakan hal yang tepat.
Tini menganggap kritik dalam demokrasi merupakan hal yang lumrah, namun menurutnya kritik tersebut harus dalam koridor yang benar.
“Jangan sampai mengaku aktivis kemudian melontarkan kritik yang bermuatan politis,” tegasnya, Sabtu (19/10/2024).
Tino menilai seyogyanya seorang aktivis bersikap netral dan tak memihak salah satu pasangan calon.
“Harusnya dia berada di tengah. Artinya, kritik dia sebagai ajang mengedukasi masyarakat Kaltim. Akbar harusnya mengkritik juga Isran Noor yang abai terhadap nyawa manusia yang mati di lubang tambang. Masyarakat hanya minta lubang tambang tersebut ditutup dan pelaku tambang ilegal ditangkap. Kenapa Akbar diam, bukankah dia aktivis,” tegasnya.
Ia menduga ada pihak yang memanfaatkan Akbar untuk menyerang salah satu paslon dalam kontestasi Pilkada Kaltim.
“Patut diduga juga ada yang menggosok Akbar sehingga memanfaatkan kepolosannya untuk menyerang salah satu paslon. Jangan sembunyi di balik kata aktivis, itu bikin malu aktivis lain yang masih murni belum berposisi,” ungkap Tino.
Sebagai informasi Tim Pemenangan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud-Seno Aji melaporkan akun TikTok Amanda Kauny (AK) dan aktivis Andi Muhammad Akbar (AMA) ke Polda Kalimantan Timur pada Senin, 14 Oktober 2024.
Laporan yang dilengkapi pada 17 Oktober 2024 tersebut terkait dugaan ujaran kebencian dalam konten yang menyinggung isu politik dinasti dan utang.(Rs)
Editor: Andi Desky