SAMARINDA – Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terowongan atau tunnel yang menembus dari Jalan Sultan Alimuddin ke Jalan Kakap, Samarinda, sempat menuai banyak pertanyaan. Salah satunya dari Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul), Purwadi Purwoharjo.
Purwadi mempertanyakan perihal AMDAL yang berubah-ubah. Menurutnya, harus ada informasi yang transparan kepada publik, apa saja yang direvisi dan mengapa direvisi.
“Harusnya lebih jelas revisinya apa saja, mencakup apa saja, perlu dijelaskan ke publik,” kritiknya.
Selanjutnya, Purwadi juga merasa bahwa kepentingan publik perlu diutamakan. Meski ada revisi berkelanjutan dari proyek tunnel tersebut, baik pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) beserta para dewan perlu mengawasi jalannya perkembangan pembangunan terowongan.
Di tempat lain, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menanggapi isu AMDAL Tunnel Samarinda sebagai hal yang terlalu dibesar-besarkan oleh media.
“Saya memang baca di media, menurut saya soal AMDAL terlalu dibesar-besarkan,” ungkapnya saat diwawancarai pada Rabu, (19/6/2024)
Revisi dalam suatu AMDAL bagi Andi Harun adalah hal yang biasa terjadi. Sebab selalu ada perkembangan-perkembangan yang terjadi pada saat proyek terlaksana meski telah disusun secara ideal.
“Memang begitu, yang disusun secara ideal (AMDAL) ternyata saat pelaksanaannya ada yang harus kita sesuaikan,” imbuhnya.
Lantas ia berharap setiap jurnalis nantinya melihat substansi bahwa begitu seriusnya Pemerintah Kota Samarinda untuk menyiapkan akses jalan kota. Namun sepertinya akan ada pengunduran penyelesaian terowongan dari target yang semula. Sehingga Andi Harun mewakili pihak pemerintah kota meminta maaf atas keterlambatan itu.
“Saya atas nama teman-teman pemerintah kota meminta maaf. Tapi percayalah itu semua faktor yang tidak bisa kita jangkau,” kata Andi Harun.
Ia pun mengakui polemik-polemik mengenai pembangunan terowongan Samarinda tidak bisa dihindari. Akan tetapi Pemerintah Kota Samarinda akan berkomitmen menghadapinya lapang dada.
Kemungkinan mundurnya target penyelesaian terowongan Samarinda yang menghabiskan anggaran Rp 395 miliar tentu menjadi pertanyaan. Sebab, targetnya bisa selesai di November nanti, apalagi Pemerintah Kota menargetkan setiap segala pembangunan di Kota Samarinda bisa selesai sebelum Desember.
Pewarta: Khoirul Umam
Editor : Nicha R