SAMARINDA – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Samarinda memberikan upaya pembinaan baru bagi para warga binaannya. Dengan memanfaatkan limbah dari plastik, para warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Samarinda mampu membuat kerajinan tangan yang cukup unik.
Limbah plastik itu mampu disulap oleh para WBP menjadi suvenir seperti topi, songkok, hingga tas selempang yang terbilang cukup unik. Bahkan, karena terbuat dari bahan dasar plastik, maka dipastikan hasil kerajinan ini mampu bertahan lama saat dipakai.
Kepala Lapas Samarinda, Hudi Ismono mengatakan bahwa suvenir dari limbah plastik ini sebenarnya telah berjalan sejak awal tahun. Hanya saja, untuk pengerajin utamanya baru beranggotakan tiga orang saja.
“Makanya ini lah yang nantinya akan kita kembangkan lagi. Kita akan ajari WBP lainnya untuk membuat kerajinan ini, sehingga nantinya ketika mereka telah bebas sudah memiliki keterampilan dan bisa membuka usaha sendiri,” ungkap Hudi saat dikonfirmasi di kantornya, Kamis (1/5/2023).
Hudi juga menjelaskan bahwa, suvenir dari limbah plastik itu tak hanya mampu dijadikan topi, songkok, dan tas saja. Namun juga bisa dijadikan barang lainnya, sesuai permintaan atau by request.
“Ini hal baru tentunya. Dan ini bisa dijadikan apa saja sesuai request. Inovasi ini akan terus kita dorong untuk program pembinaan kemandirian terhadap para WBP,” ucapnya.
“Cara pembuatan suvenir ini sendiri menggunakan metode anyam. Jadi plastik itu diputar-putar, lalu disesuaikan dulu warnanya agar cantik, kemudian dianyam,” sambungnya.
Selain itu, Hudi berharap kerajinan ini kedepannya dapat diperkenalkan secara luas kepada masyarakat. Ia juga mengaku kedepannya pihaknya akan bekerja sama dengan toko suvenir yang ada di Kota Samarinda untuk menjual hasil kerajinan WBP ini.
“Saat ini target pemasarannya memang belum ada, tapi kedepannya kita akan bekerja sama dengan toko suvenir di Kota Samarinda. Akan tetapi saat ini kita masih proses pengecekan tingkat kelayakannya untuk dipasarkan,” pungkasnya. (vic)