SAMARINDA – Samarinda sebagai penyangga utama Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sudah harus memulai peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, SDM yang unggul dan kompeten sangat dibutuhkan dalam pengembangan IKN baru.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Subandi saat diwawancarai awak media, Senin (30/1/2023).
“Samarinda sendiri memiliki sekitar 800 ribu jiwa penduduk, bahkan bisa sampai satu juta jiwa jika dihitung dari mobilitas warga dari luar yang keluar masuk kota, sehingga hal yang mestinya dipersiapkan dari sekarang adalah peningkatan kompetensi SDM lokal,” ucap Subandi.
Bahkan, Subandi mengatakan jika saat ini sektor perdagangan dan jasa di Kota Samarinda sudah mulai mengalami perkembangan pesat. Hal iti terlihat jelas dari aktivitas perdagangan di pelabuhan yang cukup padat, pasar, pusat perbelanjaan lainnya, serta hotel atau tempat penginapan yang mulai memenuhi Kota Tepian. Hal itu dianggap Subandi dapat menjadikan Samarinda sebagai magnet para pendatang.
Selain itu, menurutnya peningkatan kualitas SDM sangat diperlukan, jika mengingat pendatang dari luar daerah akan membludak pada saat IKN mulai berpindah.
“Pastinya ada peningkatan transaksi ekonomi saat pendatang mulai masuk, namun tantangannya seberapa siap SDM lokal menghadapi SDM luar dengan segala keunggulan kompetensinya,” ungkapnya.
“Tidak bisa dipungkiri, SDM dari luar daerah, terutama dari Jawa memang banyak menghiasi jabatan-jabatan penting di korporasi Samarinda, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa orang lokal tidak kalah bersaing,” ujarnya.
Subandi menerangkan, bahwa peningkatan kualitas SDM dapat dimulai dari penguatan sektor pendidikan vokasi pada satuan pendidikan.
Hal itu dinilai Subandi penting, sebab saat ini masih kekurangan pekerja-pekerja yang memiliki keahlian khusus. sehingga peran pendidikan vokasi akan berdampak besar bagi kemajuan industrialisasi dan jasa di Kota Samarinda.
“Prinsipnya pendidikan adalah alat untuk meningkatkan derajat masyarakat, hal yang menjadi PR bagi wajah kota agar bisa menekan atau paling tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah, dalam artian tidak ada lagi Angkatan kerja hanya dari taraf lulusan SD atau SMP,” katanya. (vic)