SAMARINDA – Terkait kebijakan Kurikulum Merdeka di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), ternyata Kota Samarinda menunjukkan pecapaian yang positif dan diapresiasi oleh Kementerian Penddikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tercatat, sebanyak 368 sekolah di Kota Samarinda dari jenjang PAUD-SMP sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Capaian ini tidak luput dari kontribusi seluruh pemangku kepentingan di wilayah ini untuk menyukseskan implementasi Kurikulum Merdeka.
“Kami menyambut baik tujuan rombongan untuk mengukur implementasi Kurikulum Merdeka,” ujar Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso, dalam pertemuan dengan Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PDM) di Kantor Balai Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (13/6/2023).
Rusmadi mengungkapkan, bahwa Pemerintahan Kota (Pemkot) Samarinda dan ia secara pribadi senang dan menyambut baik kebijakan Merdeka Belajar. Sebagai orang yang berlatar belakang pendidikan, ia memandang bahwa sekolah harus menjadi tempat yang sehat, aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak.
Selain itu, kata Rusmadi, kebijakan Merdeka Belajar juga dipandang sesuai dengan visi Kota Samarinda, yaitu membangun peradaban kota melalui perubahan ke arah kemajuan, dengan misi meciptakan warga kota yang relijius, unggul dan berbudaya.
“Harusnya hasil pendidikan menjadi keseharian yang teraktualisasi di dalam diri, keluarga dan masyarakat, itulah yang diharapkan dari pendidikan,” imbuh Rusmadi.
Oleh karena itu, sebagai wujud komitmen keberpihakan pada sektor pendidikan, Pemkot mendorong proses pemajuan pendidikan dengan pengadaan sarana prasarana sekolah.
Rusmadi bercerita, selaku Wakil Wali Kota, ia sering melakukan kunjungan ke sekolah untuk memantau fasilitas pembelajaran. Lokasi pertama yang ia lihat saat berkunjung ke sekolah adalah toiletnya. Apabila toiletnya saja sudah bersih, maka tempat lain di sekolah itu kemungkinan besar juga bersih. Selain itu, jika di sekolah tersebut masih banyak tempat sampah maka kesadaran untuk hidup bersih dan sehat belum berlangsung dengan baik.
“Kami mengajak semua pihak untuk berkolaborasi menjadikan sekolah nyaman bagi anak-anak. Saat ini, paguyuban orang tua siswa begitu kompak dalam mendukung pengadaan fasilitas belajar bagi anak-anaknya,” jelas Rusmadi.
Terkait Kurikulum Merdeka, menurut Rusmadi, Pemkot Samarinda senantiasa mensosialisasikan pentingnya penerapan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila. Ia melihat saat ini sudah banyak sekolah-sekolah di Kota Samarinda yang menghadirkan praktik baik Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan salah satu inovasi dalam Kurikulum Merdeka, dengan melakukan gelaran produk/karya yang memanfaatkan barang-barang bekas dan mengangkat seni-budaya khas daerah.
“Interaksi generasi muda dengan masyarakat sekitar juga sangat penting terus diasah. Melalui Kurikulum Merdeka, orang tua dan sekolah dapat berkolaborasi dengan komunitas sekitar untuk bersama-sama mencetak SDM unggul yang menjalankan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila,” tekannya. (cha)